33.3 C
Jakarta

Tingkatkan Kreativitas dan Kemandirian, SD Muhammadiyah PK Banyudono PPL di Villa Ceramic Klaten

Baca Juga:

 

KLATEN, MENARA62.COM – Jam 06.50 WIB siswa kelas 3 SD Muhammadiyah PK Banyudono sangat antusias melihat bus yang telah terparkir di depan sekolah. Anak-anak begitu mengamati bus yang akan mereka naiki, bertanya kepada ustadnya. “Ust busnya besar!”. “Ust kapan berangkatnya?”. “Yst nanti saya duduknya di depan yaa ust!” ujar dari beberapa siswa yang begitu menanti-nanti keberangkatan. Bus yang telah terparkir di depan sekolah akan membawa siswa kelas 3 SD Muhammadiyah PK Banyudono dalam kegiatan PPL di Villa Ceramic Bayat kota Klaten, Rabu 21 September 2022.

Jam 07.00 WIB siswa kelas 3 bergegas menuju masjid untuk melaksanakan sholat Dhuha berjama’ah dan berdo’a bersama. Siswa begitu khusuk dalam melaksanakan sholatnya. Jam 07.40 WIB siswa memasuki bus satu persatu. Siswa duduk di kursi yang tersedia. Jalan Solo-Jogja yang diiringi bus, truk gandeng, bangunan tinggi dan pemandangan Gunung Merapi yang begitu gagah membawa perjalanan. Siswa begitu menikmati perjalanan. Sungguh dalam perjalanan banyak memberikan pengalaman, kebersamaan dan keceriaan.

Perjalanan telah melewati Gapuro Wayang Besar menunjukkan sudah memasuki kota Klaten mengisyaratkan bahwa perjalanan akan segera sampai. Tidak lama kemudian kanan kiri yang penuh dengan gerabah. Banyak begitu macam-macam gerabah, tatapan siswa yang takjub, heran dan penuh tanya di wajahnya. “Woww banyak sekali yaaa gerabahnya!”. “Ehh lihat gerabahnya besar sekali!” . “Ihh bagus gerabahnya!”. “Ust ada yang bentuknya sapi ust, besar yaa ust!”, ujar beberapa siswa yang begitu takjub dari gerabah yang tertata di pinggiran jalan. Tak lama kemudian bus berparkir yang telah disediakan griya. Perlahan-perlahan siswa turun dari bus. Kakak-kakak pemandu yang telah menunggu kedatangan siswa yang akan mengantarkan ke kampung Bayat dan akan yang akan mengantarkan tujuan kelas 3 SD Muhammadiyah PK Banyudono di Villa Ceramic yang berlokasi di Paseban, Bayat kota Klaten.

Kegiatan PPL SD Muhammadiyah PK Banyudono kelas 3 yang bertema Bermain dengan Berkarya, siswa belajar membuat gerabah dengan didampingi guru kelas masing-masing. Anak-anak terlihat antusias dalam pembuatan gerabah. Karya yang dibuat anak menghasilkan berbagai macam bentuk hasil karya anak. Pembelajaran pembuatan gerabah bertujuan untuk mengenalkan anak tentang kerajinan dari bahan alam yaitu tanah liat.

Tiba di Villa Ceramic siswa diantarkan menuju proses pembuatan gerabah. Dari yang menguleni tanah, memutar-mutar menggunakan alat, penjemuran gerabah, dan pembakaran. Proses pembuatan gerabah menggunakan alat tradisional, baik pencetak bahkan finishing gerabah. Semua siswa begitu memperhatikan penjelasan dari kakak-kakak pemandu. Jam 09.00 siswa duduk yang telah disediakan Villa Ceramic. Di depan siswa terdapat bahan tanah liat dan beberapa cetakan. Siswa membuat gerabah dengan penuh ketelitian, kerapian, kecantikan, dan keindahan. Perlahan-perlahan mencetak, setelah selesai mencetak siswa diminta untuk menjemur dari hasil karyanya.

Kegiatan PPL ini diikuti sebanyak 76 siswa dari kelas 3 yang terdiri dari 43 siswa laki-laki dan 33 siswa perempuan. Tujuan dari kegiatan ini sendiri adalah untuk meningkatkan kreativitas dan kemandirian siswa khususnya kelas 3 dengan cara membuat sebuah produk yang berdaya jual.

Ust Cindy, selaku koordinator wali kelas 3 mengatakan, kegiatan ini merupakan program pembelajaran anak di luar kelas dengan tujuan untuk meningkatkan kreativitas anak dan kemandirian anak khususnya kelas 3.

“Kegiatan PPL ini merupakan kegiatan pembelajaran anak di luar ruang kelas agar anak bisa meningkatkan kreativitas dan kemandirian anak,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini siswa diedukasi terkait dengan sejarah Desa Bayat menjadi sentra gerabah, peralatan yang digunakan untuk membuat gerabah hingga proses pembuatan gerabah.

Siswa juga praktek untuk membuat gerabah dengan alat cetak manual. Selain itu, siswa juga diajarkan untuk mewarnai gerabah agar bisa terlihat lebih indah.

Sigit, selaku pemilik dari Villa Ceramic menjelaskan sejarah Bayat menjadi desa sentra gerabah berawal dari nenek moyang mereka yang dahulu merupakan pengrajin gerabah dan dilanjutkan turun temurun hingga sekarang.

Bahkan, jumlah pengrajin gerabah, di Desa Bayat sendiri mendominasi pekerjaan utama masyarakat di Desa Bayat. 85% masyarakat Desa Bayat menjadi pengrajin gerabah dan sisanya menjadi pegawai negeri dan petani.

“Sejarah awal Desa Bayat menjadi sentral industri gerabah berawal dari nenek moyang kami yang merupakan pengrajin gerabah dengan produk yang masih sederhana dan hingga kini dilanjutkan dengan turun temurun. 85% masyarakat sini menjadi pengrajin gerabah dan sisanya jadi PNS dan Petani, ” jelasnya.

Sigit juga menjelaskan proses dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan gerabah terdapat putaran tegak, putaran miring, cetak biasa atau cetak media gypsum, dan cetak pres. Alat pendukungnya kawat besi untuk finising gerabahnya, dan plastik kelambu.

“Proses pembuatan gerabah sendiri ada beberapa metode, pertama putaran tegak, putaran miring, cetak biasa atau gypsum, dan cetak press. Untuk peralatan pendukung sendiri ada kawat besi untuk finishing gerabahnya dan plastik kelambu, ” imbuhnya. Dengan mempelajari. pembuatan gerabah anak dapat mengenal langsung dan merasakan langsung proses pembuatan gerabah.

Setelah ke pengrajin gerabah, siswa juga diajak ke pemancingan 100 untuk melaksanakan Sholat Dhuhur, makan siang dan berenang. (*)

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!