26.9 C
Jakarta

Tingkatkan Peluang Kolaborasi antar Perguruan Tinggi dan Mitra Industri, Ditjen Dikti Luncurkan Ekosistem Kedaireka

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Ditjen Pendidikan Tinggi luncurkan Ekosistem Kedaireka, Jumat (22/10/2022). Ekosistem Kedaireka berisikan program-program yang diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan membuka peluang kolaborasi bagi insan perguruan tinggi dan mitra industri.

Plt Dirjen Pendidikan Tinggi Riset dan Tknologi Prof Nizam dalam sambutannya mengatakan untuk  mencapai cita-cita Indonesia Emas tahun 2045, dibutuhkan kolaborasi multi-stakeholders untuk mempercepat dan mengonsolidasikan perubahan berkelanjutan baik dalam pola konsumsi maupun produksi. Hal ini dapat diakselerasi melalui hilirisasi inovasi dan teknologi.

Saat ini, kata Nizam, pengeluaran Indonesia dalam Research & Development (R&D) baru setara dengan 0,28% dari total PDB negara, hal ini cukup rendah dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran global dalam R&D yaitu 2,3% (World Bank, 2020).

“Inovasi menjadi faktor penting yang berdampak pada peningkatan produktivitas dan pertumbuhan suatu negara,” lanjut Nizam.

Oleh karenanya untuk mengakselerasi pertumbuhan, Indonesia perlu membentuk ekosistem kolaborasi antara industri dan pendidikan. Guna mendukung Indonesia Emas 2045 dan membentuk learning ecosystem antara Dunia Industri (DUDI) dengan pendidikan, “Inilah mengapa kami meluncurkan platform Kedaireka, dan dilanjutkan dengan Ekosistem Kedaireka,” jelas Nizam.

Dalam kesempatan tersebut Nizam mengungkapkan kegembiraannya bahwa platform Kedaireka yang diluncurkan pada Desember 2020 disambut antusias oleh kalangan perguruan tinggi dan industri mitra. Terbukti, pada 2022 ini jumlah proposal yang masuk mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Total jumlah proposal yang masuk mencapai 5.407 proposal terdiri atas proposal Dikti 4.761 dan Diksi 616. Jumlah ini meningkat 339 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencatat 1.231.

Total dana matching fund 2022 yang diajukan Rp5,459 triliun, dana kontribusi mitra Rp5,742 triliun sehingga total dana kolaborasi Rp11,201 triliun. Nilai ini meningkat tajam dimana pada 2021 total dana matching fund yang diajukan Rp1,474 triliun, dana mitra Rp1,196 triliun dan total dana kolaborasi Rp2,670 triliun.

Hal yang menggembirakan bahwa jumlah proposal yang berasal dari wilayah timur Indonesia seperti NTB, NTT, Maluku dan Papua meningkat 700 persen dari 20 proposal menjjadi 145 proposal.

CEO Mentorship dan RekaTalks

Mengusung tema “Collaborate and Innovate for a Sustainable Future”, Ekosistem Kedaireka diawali dengan dua kegiatan yakni CEO Mentorship dan RekaTalks. Kegiatan ini menghadirkan pemateri pejabat pemerintah, akademisi dari perguruan tinggi, praktisi dari petinggi DUDI dan penerima manfaat program Matching Fund Kedaireka.

Dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi mengikuti RekaTalks secara luring di Hotel Borobudur Jakarta

CEO Mentorship mengangkat tema utama “Ekosistem Kolaborasi untuk Inovasi”. Kegiatan ini berupa sharing session intensif oleh pejabat pemerintah dan petinggi DUDI untuk meningkatkan pertukaran insight dan pengembangan diri insan perguruan tinggi. Pemateri yang hadir antara lain Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka dan CEO Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA), Tri Mumpuni.

“Perwakilan insan perguruan tinggi, mitra industri serta masyarakat umum yang hadir  diharapkan dapat memahami urgensi menciptakan ekosistem kolaborasi dan pentingnya memprioritaskan inovasi di berbagai macam industri,” kata Nizam.

Program CEO Mentorship, sebagai bagian dari Ekosistem Kedaireka jelas Nizam, bertujuan  meningkatkan minat insan perguruan tinggi, umum dan industri dalam berkolaborasi serta berinovasi melalui cerita pengalaman para pemimpin dan ahli di bidangnya. Melalui program ini, insan perguruan tinggi dan industri diharapkan terinspirasi mengambil aksi nyata serta berani berinovasi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada.

Kemudian RekaTalks mengangkat dua tema yakni “Digitalisasi ekonomi dan inovasi yang inklusif: Merangkai ulang environmental social governance (ESG) pasca pandemi” dan “Ekonomi Biru: Eksplorasi Kolaborasi Inovasi Untuk Meningkatkan Ekonomi Berkelanjutan”. Kegiatan ini menghadirkan kisah-kisah inspiratif dari Insan Perguruan Tinggi dan DUDI penerima manfaat program Matching Fund Kedaireka 2021-2022 yang terpilih.

Sesi pertama dengan tema “Digitalisasi ekonomi dan inovasi yang inklusif: Merangkai ulang environmental social governance (ESG) pasca pandemi” diisi oleh pemateri Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, Anggota DPR RI Komisi X & Ketua Umum KADIN Lampung, Dr. H. Muhammad Kadafi dan Pengusul Matching Fund 2022 dari Universitas Surabaya, Artiawati.

Selanjutnya sesi kedua dengan tema “Ekonomi Biru: Eksplorasi Kolaborasi Inovasi Untuk Meningkatkan Ekonomi Berkelanjutan” diisi oleh pemateri Co-Founder & CMO Octopus Indonesia, Hamish Daud; Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN, Tedi Bharata; dan Pengusul Matching Fund 2022 dari Universitas Mulawarman, Esti Handayani Hardi.

Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud, Tjitjik Sri Tjahjandarie yang membuka rangkaian kegiatan RekaTalks mengatakan bahwa, RekaTalks sebagai salah satu bagian dari Ekosistem Kedaireka diharapkan menjadi ajang promosi bagi inovasi-inovasi insan perguruan tinggi. Tidak terbatas sampai disitu, program ini diharapkan mampu menginspirasi dan mengobarkan semangat insan perguruan tinggi dan mitra industri di seluruh Indonesia untuk berinovasi dan berkolaborasi demi kemajuan bangsa Indonesia.

“Acara ini diharapkan membangun kesadaran dan pengetahuan public mengenai keberadaan Kedaireka sebagai sebuah ekosistem kolaborasi dan inovasi antara perguruan tinggi dan industri. Setelah awareness tersebut berhasil terbangun, diharapkan adanya peningkatan partisipasi public baik dari akademisi (perguruan tinggi) dan industri dalam kegiatan-kegiatan ekosistem Kedaireka,” pungkas Tjitjik.

Sementara itu Ketua LPKK Universitas Krisnadipayana (Unkris) Susetya Herawati yang hadir dalam kesempatan tersebut menyambut baik kegiatan Ekosistem Kedaireka. Ia berharap dengan program tersebut, kolaborasi antara perguruan tinggi dengan mitra DUDI semakin meningkat.

“Platform Kedaireka menjadi tantangan bagi kami untuk berkompetisi dengan perguruan tinggi lain baik itu negeri maupun swasta,” katanya.

Untuk diketahui, Ekosistem Kedaireka terdiri dari tujuh program meliputi Kedaireka Academy, RekaTalks, Match Making Innovation Forum, RekaPitch, CEO Mentorship, RekaPreneur dan RekaPods.Selain CEO Mentorship dan RekaTalks, lima kegiatan lainnya akan dilaksanakan di beberapa kota besar di Indonesia pada periode Oktober 2022 hingga November 2022.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!