KENDARI, MENARA62.COM – Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi Guru Tertentu diharapkan dapat segera menyelesaikan masalah guru yang belum tersertifikasi. Hingga kini, tercatat ada 1,6 juta guru dari 2,9 juta guru di Indonesia yang belum mengantongi sertifikat kompetensi.
Tingginya jumlah guru nonsertifikasi pendidikan tersebut menyebabkan beban pendidikan profesi guru (PPG) semakin besar.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbudristek, Nunuk Suryani menyampaikan untuk mempercepat penuntasan guru nonsertifikasi ini, Kemendikbudristek terus melakukan transformasi PPG dalam jabatan yang mendorong pemenuhan guru bersertifikat pendidik melalui pembaharuan sistem penyelenggaraan Program PPG yang berfokus pada perolehan sertifikat pendidik bagi guru dalam kondisi tertentu yang lebih efisien.
“Kalau tidak melakukan transformasi ini (PPG dalam jabatan) bisa sampai 2045 untuk 1,6 juta guru yang belum serdik (sertifikat pendidik), saat ini,” ujar Dirjen Nunuk saat menghadiri kegiatan Gelar Karya Projek Kepemimpinan PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023 dan Gelombang 1 Tahun 2024 di Universitas Haluoleo, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada Rabu (21/8/2024). Kegiatan tersebut dihadiri langsung Rektor Universitas Haluoleo Prof Muhammad Zamrun.
Diakui Dirjen Nunuk, persoalan guru nonsertifikasi ini menjadi pekerjaan rumah (PR) besar yang harus segera diselesaikan pemerintah. “Sudah berganti-ganti menteri, namun persoalan sertifikasi kompetensi guru hingga kini belum terselesaikan,” ujarnya.
Untuk menuntaskan ribuan guru nonsertifikasi ini, lanjut Dirjen Nunuk, Kemendikbudristek terus mencari strategi bagaimana melakukan akselerasi yang tepat dengan tetap mengedepankan kualitas dan kesempatan lebih luas agar guru nonsertifikasi bisa mengikuti uji sertifikasi kompetensi. Salah satu bentuk transformasi tersebut adalah dengan program PPG Guru Tertentu. Program PPG Guru Tertentu ini diharapkan dapat menuntaskan guru-guru nonsertifikasi dalam dua tahun ke depan.
“Melalui PPG Guru Tertentu, kami lakukan perubahan besar sehingga dalam satu tahun bisa melakukan sertifikasi guru pada angka 700. Dengan demikian, pekerjaan rumah 1,6 juta guru nonsertifikasi bisa kita selesaikan dalam 2 atau 3 tahun,” tegas Dirjen Nunuk.
Menurut Dirjen Nunuk, ada ribuan guru yang saat ini menjadi sasaran piloting PPG Guru Tertentu tahap 1 dan 2 tahun 2024. Jika ini bisa diselesaikan, maka nantinya ada 600 ribu guru PPG dalam jabatan yang nantinya memiliki status PPG nasional.
Pelaksanaan program PPG Guru Tertentu ini melibatkan 120 Perguruan Tinggi yang telah mendapatkan izin untuk membuka program studi PPG, salah satunya Universitas Haluoleo, Kendari.
Kemendikbudristek lanjut Dirjen Nunuk juga terus mendorong bagaimana setiap guru menjadi agen transformasi pendidikan dan pemimpin pembelajaran. Bagaimana setiap guru dapat menjadi ujung tombak transformasi pendidikan yang sekarang sedang gencar dilakukan.
“Yang menjadi eksekutor terdepan transformasi atas semua kebijakan kita adalah bapak ibu guru, sehingga kami berharap guru yang hadir di sini, calon guru, bisa menjadi eksekutor transformasi pendidikan kita untuk mendidik anak menjadi generasi penerus bangsa menuju era emas Indonesia 2045,” tambah Dirjen Nunuk.
Saat ini Ditjen Guru juga terus membangun ekosistem Pendidikan guru yang baik, berdaya dan menguatkan dengan membangun Balai Guru Penggerak di setiap provinsi. Dengan demikian, guru cukup datang ke kota provinsi untuk mengikuti berbagai pelatihan guru. Melalui Balai Guru Penggerak, guru bisa belajar platform Merdeka Belajar, bisa belajar secara mandiri, belajar mengajar dan berbagi praktik baik penndidikan serta meenyelesikan berbagai masalah di kelas. “Kehadiran BGP ini adalah untuk meningkatkan kompetensi sesuai kebutuhan guru,” tegas Dirjen Nunuk.
Sementara itu Rektor Universitas Haluoleo Muhammad Zamrun mengatakan, Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru (PPG) sejak tahun 2018, setelah 11 program studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UHO mendapat izin dari Menristek Dikti untuk menyelenggarakan PPG.