32.5 C
Jakarta

Tinjau Vaksinasi di Jambi, Menteri Nadiem Ingatkan Ancaman Learning Loss

Baca Juga:

JAMBI, MENARA62.COM – Penuntasan vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) menjadi fokus Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam upaya menghadirkan sekolah aman dan nyaman di tengah pandemi Covid-19. Vaksinasi bagi PTK ini didorong agar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dapat segera dilakukan di daerah yang belum melaksanakan.

“Jangan PTM terbatas yang ‘mengejar’ vaksinasi. Tapi, Vaksinasi yang ‘mengejar’ PTM terbatas,” ujar Mendikbudristek Nadiem Makarim saat meninjau pelaksanaan vaksinasi PTK di Korem 042 Garuda Putih, Jambi, Selasa (21/9).

Mendikbudristek menyampaikan, Kemenkes melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit juga telah mengeluarkan surat edaran Percepatan Penyelesaian Vaksinasi Covid-19 bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang ditujukan kepada kepala dinas kesehatan provinsi, serta kabupaten/kota se-Indonesia.

“Hari ini adalah hari yang berbahagia bagi dunia pendidikan Jambi. Kita menyaksikan ribuan PTK telah divaksinasi. Begitupun dengan adik-adik pelajar dan warga sekitar sekolah,”  lanjutnya.

Pada kesempatan ini, Gubernur Jambi, Al Haris, menyampaikan, saat ini sebanyak 87 persen masyarakat Kota Jambi telah divaksinasi. Ia menyampaikan terima kasih atas dukungan Kemendikbudristek dalam percepatan vaksinasi PTK dan peserta didik.

Sonia Queensya, siswi kelas XI SMA Negeri 1 Jambi, yang menjadi salah satu peserta vaksinasi mengaku senang karena bisa divaksinasi. Setelah divaksinasi ia berharap daya tahan tubuhnya dapat meningkat dan melindungi dirinya dari virus Covid-19.

Lebih jauh Sonia mengatakan, dengan imun yang terbentuk ia juga berharap dapat segera melakukan PTM di sekolah. “Ini vaksin dosis pertama, lumayan deg-degan, tetapi senang, karena ingin imun kuat dan cepat masuk sekolah,” tutur Sonia.

Senada dengan Sonia, Nayla Nasywa yang juga siswi SMA Negeri 1 Jambi mengungkapkan rasa senangnya karena bisa ikut vaksinasi. Ia mengatakan, dengan vaksinasi ini dia berharap bisa beraktivitas dan belajar secara tatap muka terbatas di sekolah.

Keinginan agar siswa cepat belajar di sekolah juga disampaikan Desi Ayu Ferdita, salah satu orang tua siswa yang ikut vaksinasi di Korem 042 Garuda Putih bersama putrinya, Aurel Nazwa Oktavia. Desi mengatakan, dirinya sangat mendukung program vaksinasi agar putrinya, Aurel, dapat segera kembali ke sekolah.

“Anak saya belum ikut belajar tatap muka terbatas. Kalau setelah vaksinasi bisa ikut belajar tatap muka terbatas, Saya senang sekali, daripada harus belajar daring,” tutur Desi.

Ia menambahkan, beberapa anggota keluarganya telah divaksinasi sebelumnya. Melihat manfaat vaksin dan dukungan keluarga, akhirnya Desi memutuskan untuk ikut menjalani proses vaksinasi.

Salah satu guru dari SMA Negeri 13 Kota Jambi, Fatriyanto, mengemukakan bahwa vaksinasi ini sangat baik bagi PTK dan peserta didik, apalagi jika dikaitkan dengan PTM terbatas. Ia menuturkan, siswa belajar di sekolah akan lebih efektif daripada daring. “Termasuk penilaian juga, lebih obyektif kalau bisa bertemu langsung dengan siswa,” ujarnya.

Program percepatan vaksinasi di Jambi ini menargetkan 10.000 pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik, maupun warga sekitar sekolah yang berada di Kota Jambi dan Muaro Jambi. Kegiatan yang berlangsung selama lima hari tersebut dimulai sejak 20 September hingga 24 September 2021. Setiap hari, tenaga medis dari Korem 042 Garuda Putih ini akan menyuntikkan vaksin kepada dua ribu orang.

Dampak Learning Loss dari PJJ

Dalam kesempatan tersebut, Mendikbudristek mengingatkan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berkepanjangan dapat berdampak negatif dan permanen yang bisa menyebabkan anak-anak Indonesia sulit mengejar ketertinggalan. Dampak tersebut antara lain dilihat dari aspek putus sekolah, penurunan capaian pembelajaran, dan kesehatan mental serta psikis anak-anak, di mana semuanya bisa menjadi risiko yang lebih besar.

“Kami mohon sekali kepada pemerintah daerah untuk menyelamatkan anak-anak kita dari learning loss dan agar sekolah-sekolah bisa menerapkan PTM terbatas sesuai dengan SKB Empat Menteri,” tuturnya.

Menteri Nadiem mengingatkan, orang tua atau wali tetap berhak menjadi penentu metode pembelajaran terbaik bagi anak. Guna memantapkan keputusan orang tua tersebut, Mendikbudristek memastikan pemerintah terus mengupayakan vaksinasi bagi pelajar usia 12 tahun ke atas, meskipun vaksinasi pelajar juga bukanlah syarat PTM terbatas.

Gubernur Provinsi Jambi, Al Haris, mendukung penuh kebijakan PTM terbatas untuk segera dilakukan. Hal ini dikemukakannya setelah melihat fenomena PJJ yang memberikan dampak negatif bagi peserta didik. “Pelaksanaan PTM terbatas ini sangat mendesak. Sekarang ada kecenderungan gawai yang dipakai untuk PJJ digunakan untuk hal-hal yang tidak mendukung pembelajaran,” tuturnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!