TANGERANG SELATAN, MENARA62.COM – Bangkrut tidak lantas harus terpuruk. Justeru situasi tak menyenangkan tersebut harus dijadikan momen untuk bangkit. Kembali menata hidup dengan belajar dari kesalahan masa lalu.
Itu pula yang dilakukan Bowo Cahyono, seorang wiraswastawan dibidang digital marketing. Pria kelahiran Gunung Kidul, Yogyakarta tersebut menuangkan segala perih hidupnya yang kemudian melahirkan motivasi-motivasi brilian yang akhirnya mampu membuatnya bangkit melalui sebuah buku berjudul Buku Titik Balik, Hidup Apa Adanya. Buku yang ditulis hanya dalam waktu sebulan tersebut, ternyata mendapatkan respon bagus dari kalangan pembaca.
“Buku ini benar-benar berisi metode yang saya lakukan untuk bangkit di tengah keterpurukan ekonomi,” kata Bowo.
Dijumpai di bilangan Bintaro, Tangerang Selatan, pada Kamis (25/2/2021), Bowo menceritakan beberapa bisnisnya gulung tikar akibat pandemi Covid-19 dan menyisakan hutang hingga Rp500 juta. Bisnis showroom motor yang semula dijadikan salah satu andalan hidupnya, perlahan bangkrut dan akhirnya tutup.
Juga usaha-usaha dibidang lainnya, tak lagi bisa diharapkan untuk bisa berlanjut. Padahal untuk membangun bisnisnya, Bowo menggunakan modal hutang dari pihak kedua. Atau ada juga yang menggunakan sistem kerjasama.
Tapi apa boleh dikata, ketika bisnis tak menguntungkan, nota kerjasama bisnis dengan pihak kedua justeru berubah menjadi hutang yang menggunung. Pihak mitra maunya untung, tapi tak mau menanggung rugi. “Sayang saya waktu itu belum paham model kerjasama yang aman,” tambahnya.
Akibat hutang yang menggunung, Bowo menjadi sasaran debt collector. Hidup pun tak nyaman. Dihantui rasa ketakutan dan kekhawatiran. Sebab debt collector tidak hanya mengancam dan menerornya, tetapi juga mengganggu keluarga yakni anak dan istri.
Dalam keterpurukan tersebut, Bowo lantas mencoba bangkit. Sisa-sisa uang yang ada, ia gunakan sebagai modal. Ibarat kata hanya modal beli pulsa untuk dapat mengakses media sosial. Ya, lewat media sosial Bowo mulai bangkit, mulai merintis usahanya kembali.
“Jual beli motor saya lanjutkan, tetapi tidak lagi pakai showroom. Saya cukup memajang barang dagangan di media sosial, menawarkan lalu ada saja masyarakat yang berminat membeli,” katanya.
Kisah tentang bagaimana dia membuka showroom virtual tersebut menjadi satu dari 48 kisah menarik yang ditulisnya di buku Titik Balik. Kisah-kisah inspiratif lainnya bisa menjadi model bagi siapa saja yang mau bangkit dari keterpurukan ekonomi seperti yang telah Bowo lakukan. Misalnya saja Facebook Menghasilkan Uang, Saktinya Bisnis Online, Usaha Itu Menjual Solusi, Cara Menyelesaikan Hutang, Rejeki yang Diantar, Nyari Uang Recehan dan sebagainya.
Dalam buku setebal 195 halaman tersebut, Bowo juga berkisah tentang kiat untuk sukses dengan menghindari hutang (riba). Ia mengatakan jika bisnis dibangun dengan hutang apalagi riba, maka tunggulah masa kehancurannya.
‘Ini yang namanya uang kita disedot dengan bunga kredit. Sudah saya katakan di depan bahwa ini buang-buang uang.’ (hal 50).
Karena itu ketika Bowo bertekad hijrah, semua barang yang dibeli dengan sistem kredit dan riba, dia jual termasuk mobil dan rumah. Dari hasil penjualan asset tersebut Bowo lantas menutupi semua sisa hutangnya.
Dalam buku yang dijual secara online tersebut, Bowo juga memberikan kiat bagaimana memulai usaha tidak dengan modal yang besar, tidak dengan lokasi yang strategis atau biaya marketing yang mencekik. Bahkan bisa tidak memakai jasa karyawan. Semua bisa dimulai dari media sosial, yakni jualan secara online.
Kiat suksenya berjualan melalui internet, dalam buku tersebut Bowo mengupas tuntas dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami masyarakat awam. ‘Terus bangun secara bertahap, bangun keakraban dengan customer. Buat status-status yang menarik dan orang-orang semakin akrab dan terbiasa. Setelah itu sesekali upload barang dagangan.’ (halaman 69).
Meski usaha yang digeluti tidak membeni orang lain, Bowo mengaku nyinyiran, nada sinis dan cemooh tak urung diterimanya juga. Menghadapinya, Bowo tak perlu emosi apalagi membalas nyinyiran dan cemooh tersebut.
‘Nyinyiran atau hujatan itu tidak akan menjatuhkanmu di hadapan Tuhan. Sanjungan dan hormat juga tidak akan membuatmu semakin tinggi di hadapan Tuhan.’ (hal 114).
Selain berisi tentang kisah-kisah inspiratif dan tulisan motivasi, buku yang sudah cetak untuk kedua kalinya tersebut juga memuat nasehat Bowo tentang keajaiban sedekah. Seberapapun nilai sedekah, jika dilakukan rutin dan ikhlas, tidak mengharapkan pujian, akan mampu mengetuk pintu langit. Tuhan akan memberikan balasan dengan rezeki lain yang tidak pernah kita sangka dengan nilai yang berlipat.
‘Saya pernah mendapatkan rezeki yang tidak disangka-sangka berkali-kali. Dan bukan hanya uang saja. Saya pernah mendapatkan rezeki tiket pesawat bisnis.” (hal 124).
Bowo berharap melalui buku ini, orang yang mengalami nasib serupa atau tengah dilanda kesulitan ekonomi, dapat belajar dan terinspirasi untuk bangkit. Tak ada sesuatu yang terlambat untuk memulai hal yang baik. Karena stuck dalam keterpurukan, justeru akan memperpanjang rasa depresi dan rasa frustasi.
Meski berisi kisah-kisah motivasi sederhana, buku ini cocok dan penting untuk dibaca siapa saja. Termasuk mereka yang kini sedang berada di atas, sedang menangguk keuntungan. Karena hidup itu ibarat roda, kadang berputar pada posisi atas, tetapi bisa juga sekali waktu berada di posisi bawah.
Karena itu menyiapkan diri dengan ilmu dan pengetahuan sebagai ‘modal’ menghadapi situasi pahit itu penting. Ibarat kata, kita perlu menyiapkan dana cadangan atau dana darurat untuk menghadapi masa-masa kritis. Maka tak ada salahnya membeli lantas membaca buku Titik Balik, Hidup Apa Adanya karya Bowo Cahyono yang untuk sementara dijual melalui Facebook: Bowo Cahyono, Fan page FB: Bowo Cahyono Nugroho dan IG : bowo_cahyono_nugroho.