31.7 C
Jakarta

Toto Raharjo Temukan Cara Melindungi Dokumen Medis Elektronik

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Toto Raharjo MKom, Alumni Program Studi Magister Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) Yogyakarta berhasil menemukan cara melindungi dokumen medis elektronik. Yaitu menggunakan Metode Gabungan Advanced Encryption Standard (AES) dan kompresi dengan algoritma Lempel-Ziv-Markov (LZMA) dan Metode Gabungan Base64, LZMA dan AES.

Temuan tersebut diperoleh Toto Raharjo setelah melakukan penelitian untuk menyusun tesis di Prodi Magister Informatika FTI UII. Toto Raharjo mengangkat judul penelitian ‘Analisis Penerapan Metode Enkripsi AES dan Kompresi LZMA untuk Keamanan Dokumen Medis Elektronik.’

Penelitian ini, kata Toto Raharjo, bertujuan untuk mendukung Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 24 Tahun 2022. Peraturan ini mengatur tentang rekam medis, khususnya mengenai transformasi pencatatan rekam medis dari format kertas ke format elektronik atau Rekam Medis Elektronik (RME).

Toto Raharjo menjelaskan selain untuk mendukung Permenkes, penelitian ini diilhami meningkatnya ancaman keamanan di dunia maya dan menjaga integritas data medis elektronik menjadi semakin krusial. Penelitian ini berfokus pada pengembangan metode yang menggabungkan enkripsi menggunakan Advanced Encryption Standard (AES) dan kompresi dengan algoritma Lempel-Ziv-Markov (LZMA) untuk melindungi file DICOM yang berisi informasi sensitif.

“Metode ini dirancang untuk mengatasi dua tantangan utama: peningkatan ukuran file setelah enkripsi dan efisiensi penyimpanan data,” kata Toto Raharjo yang didampingi Dr Yudi Prayudi, Kepala Pusat Studi Forensika Digital (PUSFID) yang juga Dosen Jurusan Informatika FTI UII.

Penelitian ini, tambah Toto Raharjo, menggunakan desain eksperimental dengan teknik random sampling, menguji 542 file DICOM dari perpustakaan terbuka dengan ukuran berkisar antara 513,06 KB hingga 513,39 KB. Tujuannya, untuk mengevaluasi efektivitas metode ini dalam mengurangi ukuran file, waktu enkripsi dan menjaga integritas data.

Hasil penelitian, kata Toto Raharjo, menunjukkan metode ini berhasil mengurangi ukuran file sebesar 40-50%, dengan waktu enkripsi rata-rata sekitar 0,2-0,3 detik per file. Selain itu data tetap utuh sebelum dan sesudah proses enkripsi, menandakan bahwa integritas data terjaga dengan baik. “Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa penggunaan CPU selama proses enkripsi mencapai 94,05%, sementara penggunaan memori tercatat sebesar 92,95 KB,” jelas Toto.

Toto menambahkan proses dekripsi penggunaan CPU (Central Processing Unit) menurun menjadi 78,16% dengan konsumsi memori yang jauh lebih rendah yaitu 31,07 KB. Temuan ini memiliki implikasi signifikan bagi sistem informasi medis, memungkinkan pengembang untuk dengan mudah mengimplementasikan metode ini melalui API (Application Programming Interface).

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi studi-studi mendatang yang berfokus pada keamanan data dalam sistem informasi kesehatan. Selain itu, juga memberikan wawasan baru mengenai kombinasi enkripsi dan kompresi dalam konteks data medis,” harap Toto Raharjo. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!