Industri fashion, tampaknya mulai menggeliat. Paling tidak, menjelang akhir tahun ni, ajang memperkenalkan tren busana untuk tahun 2022, tetap digelar.
Indonesian Fashion Chamber (IFC) digelar di Istora Senayan, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta (16/12/2021) lalu. Acara ini, digelar untuk memperingati enam tahun berdirinya organisasi profesi desainer adibusana profesional dengan menggelar peragaan busana karya 100 desainer.
Sementara, tren busana Muslimah, tampaknya juga tetap mengikuti arus dengan memperkenalkan konsep tabrakan warna.
Situs Antaranews.com melansir, desainer Musa Widiatmodjo menjelaskan tentang tren busana tahun depan yang lebih berwarna. Setiap rumah mode besar, mempunyai tren sendiri-sendiri yang khas. Kondisi ini sangat berbeda dengan 10 atau 20 tahun lalu, yang semuanya mempunyai ide yang relatif seragam soal tren busana.
Kebebasan
Konsep kebebasan, tampaknya diserap dalam busana dengan tren seperti tanpa tren. Pasalnya tidak ada keseragaman tren busana, tidak ada warna dominan dalam tren busana yang diperkenalkan, serta tidak ada garis atau bentuk tertentu yang dijadikan patokan tren tahun depan.
Mungkin karena pengaruh aktivitas di dalam rumah, yang tidak perlu banyak keluar rumah untuk bersosialisasi. Akibatnya, setiap orang bebas mengekspresikan gaya busana, dan warna yang menjadi pilihan dalam busana yang dipakai. Pun tidak juga ada pembedaan yang tegas antara pakaian untuk ke kantor, bersantai ataupun aktivitas khusus lainnya.
Satu yang pasti, kebebasan untuk mengekspresikan pilihan warna, model pakaian, dan kapanpun seseorang mau menggunakan. Mungkin yang masih dipegang adalah soal prinsip kenyamanan.
