JAKARTA – Menutup rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018, Menristekdikti luncurkan e-learning atau Hybrid Learning melalui Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) Indonesia. Kegiatan tersebut dilakukan bersamaan dengan acara World Post Graduate Expo (WPG) Tahun 2018 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) dari tanggal 12-13 Mei.
WPG merupakan pameran pendidikan yang diikuti baik dari perguruan dalam negeri maupun luar negeri.
Menteri Nasir dalam sambutannya mengatakan, Indonesia memiliki banyak generasi muda yang unggul dalam bidang akademik. Oleh sebab itu, negara harus hadir untuk memberikan fasilitas pendidikan tinggi yang optimal.
Pertama, yakni dengan meningkatkan akses pendidikan tinggi dan meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) Indonesia yang masih di angka 31,5 persen. Kedua, adalah memberikan peluang studi melalui beasiswa, baik di kampus dalam negeri maupun luar negeri.
“Artinya masih ada 68,5 persen yang tidak terserap oleh pendidikan tinggi. Bisa karena sekolah di luar negeri atau bekerja. Untuk itu, yang kita perkuat saat ini adalah mengembangkan pendidikan jarak jauh dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi yang sangat maju di era revolusi industri 4.0,” ucap Menteri Nasir.
Menurut Nasir, selain tantangan teknologi, pendidikan jarak jauh ini juga harus ditunjang dengan modul-modul di e-learng yang sudah di-review dan dinilai. Terkait hal tersebut, selama dua hari ini produk SPADA dari 13 perguruan tinggi juga ikut dipamerkan serta disosialisasikan.
SPADA Indonesia memiliki produk mata kuliah yang dapat diakses secara daring yang saat ini SPADA telah menyediakan 4.829 modul Mata Kuliah Daring dan Mata Kuliah Terbuka untuk 776 Mata Kuliah yang ditawarkan oleh 51 Perguruan Tinggi Penyelenggara yang diikuti oleh 14.931 mahasiswa dari 176 Perguruan Tinggi Mitra di seluruh Indonesia.
Selanjutnya SPADA Indonesia bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemdikbud, mengembangkan 1.268 modul untuk 53 Mata Kuliah e-learning/Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan. Dengan demikian, SPADA Indonesia telah menyediakan 6.097 Modul Daring. Modul ini terbuka untuk dimanfaatkan sebagai mata kuliah daring maupun materi terbuka bagi mahasiswa, dosen perguruan tinggi di Indonesia.
Selain meluncurkan Hybrid Learning Menristekdikti juga menyinggung mengenai prestasi ilmuwan Diaspora Indonesia yang sukses meniti karier di luar negeri. Menurutnya, para Diaspora tersebut perlu diajak untuk membangun Indonesia. Hal ini, imbuh Menteri Nasir, dapat dilakukan melalui kolaborasi riset, seperti pada program World Class Professor (WCP).
“Kami juga sedang membuat terobosan bagaimana agar Diaspora Indonesia bisa ikut berkontribusi membangun bangsa. Karena umumnya dengan prestasi yang sudah mereka raih, mereka jarang ada yang mau pulang,” tutur Menteri Nasir.
Senada dengan Menteri Nasir, Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti, Ali Ghufron Mukti mengungkapkan, penyelenggaraan WCP menjadi jembatan para Ilmuwan Diaspora untuk bekerja sama dengan dosen dalam negeri untuk menghasilkan publikasi internasional. Di sisi lain, Indonesia saat ini masih memerlukan lulusan Doktor yang mampu meningkatkan daya saing bangsa.
“Kami memiliki program beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) untuk mencetak dosen berkualifikasi Doktor dalam waktu empat tahun studi. Hasilnya, sangat menggembirakan, salah satu yang jebolan program ini adalah Grandprix yang menjadi Doktor termuda di Indonesia. Bahkan, para lulusan PMDSU bisa menghasilkan hingga sembilan publikasi, tidak kalah kualitasnya dengan lulusan kampus luar negeri,” papar Dirjen Ghufron.