YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta membekali sikap kepemimpinan bagi pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyahh (IPM) SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Pembekalan dimaksudkan agar generasi muda memiliki sikap pemimpinan dan tidak menyalahgunakan konformitas.
Pelatihan dasar kepemimpinan bagi pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dilaksanakan Jumat (17/7/2021). Ada tiga emateri yaitu Badrudin ARK, SAg, MSi, Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta; Ariadi Nugraha, SPd, MPd dan Agung Budi Prabowo, SPd, MPd, dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Prodi BK FKIP) UAD.
Badrudin membahas tentang kepemimpinan dalam Islam. Ariadi, membahas leadership. Sedang Agung Budi Prabowo membahas tentang keorganisasian dan softskill.
Pelatihan yang dilaksanakan bersamaan dengan Milad ke-60 IPM ini dilaksanakan secara virtual. Peserta sebanyak 41 pengurus IPM, pembina kesiswaan, kepala sekolah dan guru-guru SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.
Dalam paparannya, Ariadi seorang pemimpin harus memiliki tiga sikap. Pertama, memiliki jiwa kepemimpinan. Kedua, memiliki sifat yang baik, efektif, efisien, dan produktif yang menjadi contoh dan diteladani orang lain. Ketiga, seorang pemimpin harus memiliki perilaku yang dinilai baik orang lain dan diikutimya.
“Tidak ada satu cara yang terbaik untuk mempengaruhi perilaku orang-orang. Gaya kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang menyesuaikan tingkat kedewasaan (maturity) organisasinya. Kedewasaan pengurus terkait dengan dua hal, kematangan kompetensi dan kematangan psikologis,” kata Ariadi.
Lebih lanjut Ariadi menjelaskan, siswa sebagai generasi muda merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki potensial tinggi dalam upaya membangun Bangsa Indonesia di masa datang.. Generasi muda menjadi penentu keberlangsungan bangsa.
“Siswa sebagai generasi muda merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, maju mundur suatu bangsa akan dipengaruhi oleh generasi penerusnya,” kata Ariadi.
Menurut Ariadi, salah satu sikap yang harus dimiliki seorang siswa adalah sikap kepemimpinan. Menjadi seorang pemimpin bukan kebetulan atau hanya bakat yang dimiliki sejak lahir atau turunan, tetapi harus diciptakan. Menciptakan seorang pemimpin membutuhkan sistim atau regulasi pendidikan yang terpadu, integral dan universal yang mengarah kepada pembentukan sosok-sosok pemimpin yang handal di masa datang.
“Realita saat ini banyak siswa di sekolah, tidak memiliki sikap kepemimpinan dan menyalahgunakan konformitas. Hal ini sangat mengkhawatirkan bagi perkembangan peserta didik secara psikologis, sosial, pribadi, belajar, karir, serta moral. Oleh karenanya sikap kepemimpinan menjadi hal yang sangat penting untuk kita kembangkan,” tandas Ariadi.