27.8 C
Jakarta

UAD Berangkatkan 404 Mahasiswa KKN

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta memberangkatkan 404 mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) semester Genap 2017/2018, Sabtu (28/7/2018). Mereka dilepas Dr Abdul Fadhil MT, Wakil Rektor Bidang Pengembangan Kemahasiswaan dan Pengembangan Alumni UAD di Masjid Islamic Center UAD.

Dijelaskan Dr Purwadi MSi, PhD, Kepala Pusat KKN Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UAD, ada empat jenis KKN yang dilaksanakan mahasiswa. Keempat KKN adalah KKN Reguler Desa, KKN Reguler PPM, KKN Reguler Baduy, dan KKN Reguler Muhammadiyah untuk Negeri.

Lebih lanjut Purwadi mengatakan KKN Reguler Desa ada 205 mahasiswa yang terdiri dari 89 laki-laki dan 116 perempuan. Mereka ditempatkan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah dengan delapan dosen pendamping lapangan (DPL) dan seorang koordinator kabupaten.

“Mereka ditempatkan di 11 desa di Kecamatan Kutawinangun sebanyak 104 mahasiswa. Sedang 12 desa Kecamatan Ambal ada 101 mahasiswa,” kata Purwadi ketika menyampaikan laporan pelepasan.

Mahasiswa UAD yang akan melaksanakan KKN di berbagai daerah. (foto : heri purwata)

KKN Reguler Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) diikuti 135 mahasiswa dan didampingi lima orang DPL serta satu orang koordinator lapangan. Mereka ditempatkan di Kabupaten Sleman, Kulonprogo, Gunungkidul dan Bantul.

KKN Reguler Baduy diikuti sebanyak 15 mahasiswa yang didampingi seorang DPL dan satu orang koordintor kabupaten. Mereka ditempatkan di wilayah suku Baduy , Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Sedang KKN Reguler Muhammadiyah untuk Negeri diikuti sebanyak 49 orang yang didampingi dua orang DPL. Mereka ditempatkan di wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Menurut Fadhil, mahasiswa yang melaksanakan KKN akan belajar berkomunikasi dengan masyarakat sehingga bisa mengasah soft skill. Mereka juga belajar dalam satu team work bersama teman-temannya. “Mereka akan belajar bersosialisasi dengan masyarakat, baik mereka yang sebaya dengan mahasiswa, di bawah maupun di atasnya. Tentu ada teknik-teknik untuk berkomunikasi,” kata Fadhil.

Misalnya, tambah Fadhil, mahasiswa mengikuti rapat-rapat RT. Mahasiswa harus bisa membaur dengan masyarakat untuk mengikuti rapat tersebut. “Tentu dengan bahasa-bahasa yang menyentuh,” katanya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!