YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengukuhkan tiga Guru Besar atau Profesor pada Sidang Senat Terbuka yang berlangsung di Amphitarium Kampus 4 Yogyakarta, Sabtu (22/2/2025). Mereka adalah Prof Dr apt Laela Hayu Nurani MSi, Prof Dr Sumaryati MHum, dan Prof Dr Dra R Siti Nur Djannah MKes.
Prof Laela Hayu Nurani sebagai Guru Besar Bidang Farmakognosi, Fitokimia, dan Fitoterapi. Prof Laela Hayu Nurani menyampaikan pidato pengukuhan berjudul ‘Pengembangan Obat Bahan Alam.’
Prof Sumaryati adalah Guru Besar Bidang Filsafat Moral/Etik. Prof Sumaryati menyampaikan pidato pengukuhan ‘Revitalisasi Etika Menuju Peradaban Berkeadaban : Kajian Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi.’
Sedang Prof Siti Nur Djannah sebagai Guru Besar Bidang Promosi Kesehatan Remaja dan Perubahan Perilaku. Prof Siti Nur Djannah menyampaikan pidato pengukuhan berjudul ‘Peran Promosi Kesehatan Remaja dalam Pembangunan Bangsa.’
Rektor UAD, Prof Dr Muchlas MT mengatakan dengan bertambahnya tiga Guru Besar ini maka UAD memiliki 51 orang Guru Besar atau Profesor. Saat ini, UAD memiliki dosen sebanyak 783 orang, sedang jumlah Doktor ada 286 orang atau 38 persen. Dosen bergelar Profesor sebanyak 51 orang atau 6,5 persen dari jumlah seluruh dosen. “UAD memiliki profesor sebanyak 51 orang itu, menjadi jumlah terbanyak yang dimiliki perguruan tinggi swasta di DIY,” kata Muchlas MT.
Selain itu, kata Muchlas, UAD juga memiliki empat orang calon profesor yang masih dalam pengusulan dan satu orang sedang menunggu Surat Keputusan (SK). “Tentu kita berbahagia dengan capaian yang kita peroleh saat ini,” kata Rektor UAD.
Rektor UAD memiliki tiga pesan bagi Guru Besar baru dan yang telah lama menyandang gelar Profesor. Pertama, Guru Besar diharapkan bisa menjaga marwah akademik Persyarikatan Muhammadiyah. Kedua, kepada semua Guru Besar, agar terus menghasilkan karya-karya akademik yang mengarah bisa bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Ketiga, agar terus menjadi mentor, inspirator dari dosen-dosen yunior.
“Selain itu, Guru Besar yang program studinya sudah memiliki program doktor agar berkontribusi lebih besar demi kemajuan program doktor,” harap Muchlas. (*)