YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta membekali 56 mahasiswa baru internasional agar lancar dalam menempuh pendidikan di Yogyakarta. Pembekalan meliputi keimigrasian, atmosphir akademik, pengembangan studi Islam, dan kegiatan umum yang bisa diikuti mahasiswa internasional.
Ulaya Ahdiani, SS, MHum, Kepala Kantor Kerjasama dan Urusan Internasional (KKUI) mengemukakan hal tersebut kepada wartawan di Islamic Center Kampus 4 UAD Yogyakarta, Kamis (14/9/2023). Ulaya Ahdiani mengatakan pemahaman tentang keimigrasian ini sangat penting agar mereka bisa lancar dalam menjalankan kegiatan selama kuliah di UAD.
“Pemahaman tentang keimigrasian itu perlu diberikan karena mereka tahunya sesama negara ASEAN bebas visa. Tetapi ternyata mereka harus mengurus visa dan membayar. Sebab mereka di sini berkegiatan akademik. Sebagian besar mereka tinggal lama atau lebih dari satu bulan. Sehingga mereka wajib mengurus izin tinggal di Indonesia,” kata Ulaya Ahdiani.
Ulaya Ahdiani menambahkan agar penjelasan tentang keimigrasian akurat, KKUI UAD mengundang nara sumber dari Kantor Imigrasi Yogyakarta. Ihsan Joana Sudrajat, S Tr Im, Analis Keimigrasian Ahli Pertama, hadir untuk menyampaikan peraturan-peraturan keimigrasian.
Saat ini, kata Ulaya, UAD juga sedang mendapatkan kunjungan student exchange selama dua pekan dari Philipina. “Karena kegiatan mereka bukan wisata, maka tetap harus mengurus visa tinggal terbatas (Vitas),” kata Ulaya.
Sementara Ida Puspita, SS MA, Res, Kepala Bidang Kerja Sama Luar Negeri KKUI menjelaskan 56 mahasiswa tersebut berasal dari program studi (Prodi) yang berbeda. Enam mahasiswa mengikuti program Darmasiswa yaitu satu mahasiswa dari Sudan, satu dari Mesir dan empat dari Tiongkok.
Selanjutnya, satu mahasiswa asal Tiongkok juga sudah terdaftar untuk mengikuti kelas Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Satu mahasiswa dari Yaman belajar di Program Studi Teknik Industri dengan beasiswa kerja sama Kedubes Yaman dengan UAD.
Program Asian International Mobility for Students (AIMS ) diikuti empat mahasiswa Republik Korea di Program Studi Sastra Indonesia, empat mahasiswa dari Universiti Malaya, Malaysia di Prodi Bahasa dan Sastra Arab, dua mahasiswa Universiti of Pahang Malaysia di Prodi Teknik Kimia. Kemudian 13 mahasiswa dari mitra Filipina (Capiez State Unbiversity, Ilo-ilo State University of Fisheries and Technology, and University of Saint Anthony) mengikuti program Sea-teacher di Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan (FKIP).
Selanjutnya, satu mahasiswa dari Thailand, dan satu mahasiswa dari Timor Leste mendapatkan beasiswa UAD. Mahasiswa Thailand kuliah di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris S1, dan mahasiswa Timor Leste kuliah di Prodi Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (PVTO).
Kemudian lima mahasiswa yang terdiri dua mahasiswa dari Bangladesh, satu berasal dari Myanmar, satu dari India, satu dari Malaysia dan satu dari Vietnam mengikuti program short course. Satu mahasiswa berasal dari Tiongkok mengikuti pendidikan reguler di UAD.
Serta 16 mahasiswa dari Guangxi University of Foreign Languages (GUFL), salah satu mitra UAD yang secara rutin mengirim mahasiswa untuk mengikuti program Joint Degree maupun International Credit Transfer (ICT). Pada tahun ini enam mahasiswa belajar dalam program ICT (3+1) dan sepuluh mahasiswa program Joint Degree.
Ida Puspita menyampaikan bertambahnya 50-an mahasiswa internasional, maka jumlah total mahasiswa aktif di UAD mencapai sekitar 200 orang dalam berbagai program dan negara. “UAD sangat bersyukur dengan kembalinya animo mahasiswa internasional belajar di UAD pasca pandemi,” kata Ida. (*)