YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta memiliki Program Doktor Program Studi Ilmu Farmasi. Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi tentang izin pembukaan Program Doktor Prodi Ilmu Farmasi UAD diterima Rabu (25/8/2021).
Penyerahan SK Program Dokot Prodi Ilmu Farmasi dilakukan oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V, Prof Dr Didi Achjari SE, MCom, Akt kepada Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UAD, Ir Asman Latif dan diteruskan kepada Rektor UAD, Dr Muchlas MT. Selanjutnya Rektor UAD meneruskan kepada Dekan Fakultas Farmasi UAD, Prof Dr Dyah Aryani Perwitasari, MSi, PhD, Apt.
Rektor UAD menjelaskan untuk mendapatkan SK ini membutuhkan perjuangan yang panjang dan dua kali melakukan pengajuan. Pengajuan pertama dua tahun yang lalu tidak membuahkan hasil karena persyaratannya kurang. Saat itu, Fakultas Farmasi UAD baru memiliki satu dosen bergelar profesor.
Namun kini sudah memiliki tiga profesor yaitu Prof Ani Guntarti, Prof Dyah Aryani Perwitasari dan Prof Dr apt Nurkhasanah, MSi. “Dua profesor Fakultas Farmasi ini memudahkan mendapatkan SK. Di usia ke 61, UAD baru memiliki program doktor,” kata Muchlas.
Menurut Rektor UAD kehadiran Program Doktor Ilmu Farmasi ini merupakan yang pertama di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA). Bahkan merupakan yang pertama di perguruan tinggi swasta (PTS) wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Rektor UAD mengharapkan kehadiran Program Doktor Ilmu Farmasi ini bisa memberikan outcome dengan menciptakan banyak ahli farmasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. “Saat pandemi ini sangat pas agar para ahli farmasi bisa menemukan obat Covid dan penyakit-penyakit lainnya,” kata Muchlas.
Sedang Didi Achjari mengatakan pengajuan Program Doktor Ilmu Farmasi UAD dilakukan September 2020 lalu. Saat ini di Indonesia baru ada enam perguruan tinggi yang menyelenggarakan Program Doktor Ilmu Farmasi. Sedang di DIY baru satu yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), dan PTS baru UAD. “Kami yakin ke depan program ini menjadi unggulan karena memiliki banyak guru besar,” kata Didi.
Selain itu, keunikan di dalam pengembangan keilmuan di Program S3 Ilmu Farmasi ini menjadi hal utama. Sehingga ke depan lulusan akan dibekali dengan skill khusus. Di antaranya, perkembangan keilmuan berdasarkan revolusi industri 4.0, integrasi nilai Islam dalam pengembangan ilmunya, dengan fokus pada kasjian halal.
“Keunggulan ini menjadi ciri khas Prodi di UAD. Kalau dulu orang beramai-ramai dengan istilah ‘halal tourism,’ maka istilah di farmasi ‘halal medecine.’ Selain halal juga kembali pada produk herbal,” katanya.