27.8 C
Jakarta

Ubi Jalar Komoditas Prospektif, Bisa Antarkan Kemandirian Petani

Baca Juga:

MAGELANG, MENARA62.COM — Potensi ekonomi dan sosial ubi jalar cukup tinggi, di antaranya sebagai bahan pangan yang sangkil (efisien) pada masa mendatang, bahan pakan ternak, dan bahan baku berbagai industri . Ubi jalar juga memiliki potensi pengolahan dengan inovasi teknologi sekitar 13 jenis produk turunan.

Itulah alasan Muhammadiyah Tobacco Control Center, Universitas Muhammadiyah Magelang (MTCC Unimma) memilih topik ubi jalar pada Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah pertemuan keempat, Jumat (4/2/2022).  Umbinya bisa diolah menjadi pasta macaroni, dibuat menjadi tepung yang menjadi bahan dasar pembuatan snackbar, bihun, kue basah, kue kering, mie dan roti.

“Daunnya dapat dibuat sayur dan pakan ternak. Selain itu, ubi jalar memiliki kandungan serat dan tidak berlemak, sangat cocok untuk masyarakat yang sedang proses menurunkan berat badan,” kata Ketua MTCC Unimma, Retno Rusdjijati di sela-sela pelaksanaan Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah di SMK Muhammadiyah 2 Magelang, Jawa Tengah.

Lebih lanjut Retno menjelaskan permintaan ubi jalar di pasar mancanegara ternyata sangat menggiurkan. Bahkan pasarnya terus menjalar ke berbagai negara di dunia. Karena itu, pemerintah mendorong peningkatan produksi agar bisa memenuhi pasar ekspor.

Indonesia merupakan negara terbesar ketiga dalam hal keanekaragaman hayati (biodiversity). Terdapat 77 jenis sumber karbohidrat, 75 jenis sumber protein, 110 jenis sumber rempah dan bumbu, 40 jenis bahan minuman, 389 jenis buah buahan, 228 jenis sayuran dan 26 jenis kacang kacangan. Salah satu jenis keragaman hayati di Indonesia yang potensial adalah ubi jalar.

Ubi jalar mengandung betakaroten dan antosianin yang dapat mencegah kanker juga kaya akan vitamin A dan C yang sangat baik untuk kesehatan. Di samping itu komoditi tersebut merupakan tanaman dengan daya adaptasi yang luas, mudah disimpan dan mempunyai rasa enak. Hal ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru dalam bidang pengolahan hasil yang dapat meningkatkan pendapatan petani beserta keluarganya.

Ditambahkan Retno, Kementerian Pertanian telah melakukan intervensi perluasan tanaman ubi jalar. Tahun 2021 telah dilakukan pengembangan lahan ubi jalar seluas 2.000 hektare di lima provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua dan Papua Barat.

Budidaya dan pengembangan menggunakan aspek hilirisasi untuk membangkitkan pangan lokal Indonesia. Pertama, dengan pendekatan  demand side atau market driven. Kedua dengan menjadikan konsumsi pangan lokal sebagai lifestyle. Ketiga mengatur relugasi tentang konsumsi pangan lokal. Keempat dengan melakukan branding, selanjutnya dapat melakukan promosi baik dengan media online, media sosial atau media cetak. Upaya intensifikasi dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ubi jalar adalah melalui intensifikasi diharapkan bisa mengatasi kendala budidaya ubi jalar.

“Banyaknya masalah yang dihadapi dalam penyiapan SDM pertanian di Indonesia senantiasa menjadi perhatian MTCC Unimma. Apalagi sampai saat ini, fakta menunjukkan bahwa kesejahteraan petani tembakau selalu ada dalam pihak yang dirugikan,” tandas Retno.

Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah ini diselenggarakan bekerjasama dengan SMK Muhammadiyah 2, MPM PP dan PDM Kabupaten Magelang serta Forum Petani MultiKultur Indonesia (FPMI). Kegiatan Sekolah Tani Mandiri secara offline pertemuan keempat ini menampilkan pemateri Istanto, petani ubi jalar dari FPMI. Kegiatan yang diikuti 30 peserta dari berbagai kecamatan di Kabupaten Magelang. Peserta terdiri dari perwakilan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) di beberapa kecamatan, perwakilan Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI) dan wakil masyarakat umum.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!