JAKARTA, MENARA62.COM– Mengawali tahun ajaran baru 2017/2018, Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) gelar kuliah perdana bagi mahasiswa baru. Kegiatan yang diikuti lebih dari 4000 mahasiswa tersebut berlangsung di lapangan parkir gedung Uhamka Pasarebo, Jakarta Timur, Sabtu (9/9).
Kuliah perdana menghadirkan Ketua Kopertis III Ilah Sailah yang mengangkat tema Membangun Generasi Unggul Menyongsong Masa Depan.
Plh Rektor Uhamka Prof Dr Gunawan Suryoputro mengatakan kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan setiap penerimaan mahasiswa baru. Tujuannya mendidik, menciptakan dan mendukung mahasiswa berkembang menjadi insan mandiri yang memiliki keunggulan dan intelektual dibidang masing-masing disertai kecerdasan yang berakhlak mulia dalam mewujudkan tujuan Muhammadiyah yang berlandaskan amar ma’ruf nahi munkar.
Sebelum berlangsung kuliah perdana, Wakil Rektor II Uhamka Dr Muchdie MS menyerahkan bantuan mobil dari Uhamka secara simbolis kepada Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Majelis Tablig PP Muhammadiyah.
Sementara itu dalam kuliah umumnya, Ketua Koperti III Illah Sailah berpesan agar mahasiswa sebagai generasi muda harus mengembangkan keahlian lunak (soft skills). Sebab soft skills ini menjadi kunci sukses dalam merambah dunia kerja.
“Nilai akademik penting tetapi jangan lupa mengembangkan karakter yang berkaitan dengan kemampuan berinteraksi seperti bagaimana melakukan komunikasi yang efektif, membangun tim dan lainnya. Ini penting untuk memenangkan kompetisi didunia global.
Sementara itu, Wakil Rektor Uhamka Dr Gunawan Suryoputro mengatakan, pihaknya sudah lama menyadari kecenderungan global tersebut dan telah memberlakukan kriteria lain di samping Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
“Kami sudah memberlakukan Surat Keterangan Pendamping Ijasah (SKPI) atau di dunia disebut ‘diploma supplement’ untuk setiap mahasiswa yang lulus. Jadi selain nilai akademik ada kriteria tambahan yang harus dimiliki. Ini adalah ‘soft skills’,” ucapnya.
Yang pertama, lanjut dia, adalah kriteria komunikasi seperti “public speaking” dan kemampuan berbahasa Inggris, yang bisa dibuktikan misalnya dengan nilai “TOEFL” (Test of English as Foreign Language) atau “IELTS” (International English Language Testing System).
Berikutnya, kemampuan dalam teknologi informasi, kemampuan dalam manajemen, kemampuan “entrepreneurship”, kemampuan dalam berinteraksi dengan sesama manusia dan kemampuan dalam kepemimpinan (leadership).
“Karena itu kami mendorong mahasiswa untuk berperan dalam organisasi kemahasiswaan di kampus dan juga aktif di masyarakat,” kata Gunawan.
Survei dari OECD (Organization for Economic Cooperation and Development), perusahaan di Eropa tidak lagi terlalu tertarik dengan lulusan universitas dengan IPK yang tinggi, karena nilai akademik peringkatnya hanya ke-26 dari 30 kriteria.
“Perusahaan sekarang lebih melihat seseorang dari kriteria komunikasi, kemampuan menggunakan IT dan ‘leadership’. IPK tidak lagi di peringkat teratas untuk kriteria rekrutmen,” Â tutup Gunawan.