JAKARTA, MENARA62.COM– Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) dijadikan role model pengembangan Kampus Responsif Gender. UHAMKA dinilai tidak hanya berhasil mengembangkan indikator responsive gender, tetapi sekaligus mengimplementasikannya dalam berbagai aktivitas baik tri darma perguruan tinggi maupun manajemennya.
“Memang sudah ada dua kampus lain yang memiliki kebijakan sebagai kampus responsif gender. Hanya implementasinya memang belum maksimal, berbeda dengan Uhamka,” kata Ir Agustina Erni, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) di sela Seminar Nasional Semarak Hari Ibu 2018 bertema Keluarga Harmonis: Ayah Hebat, Ibu Cerdas, Anak Sehat dan Sukses, yang digelar di kampus FKIP, Jalan Tanah Merdeka Jakarta Timur, Kamis (27/12).
Karena itu Agustina akan meminta dokumen-dokumen terkait kampanye dan kegiatan responsif gender dari Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak (PSGPA) UHAMKA. Termasuk surat keputusan (SK) Rektor, sebagai bagian dari kampanye kampus responsif gender ke seluruh kampus-kampus di Indonesia.
“Kami akan tunjukkan ke kampus-kampus lain, bagaimana UHAMKA telah memelopori sebagai kampus responsif gender. Bagaimana Uhamka mengembangkan indikatornya sekaligus mengimplementasikannya,” lanjut Agustina.
Ia menjelaskan KPP-PA telah bekerjasama dengan 140 pusat studi wanita di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah PSGPA UHAMKA yang menjadi salah satu pusat studi wanita acuan bagi pusat studi wanita lainnya.
BACA JUGA: |
Rektor UHAMKA Prof. Dr. Gunawan Suryoputro, M.Hum mengatakan sejatinya persoalan gender sudah menjadi garapan Muhammadiyah sejak organisasi ini resmi berdiri tahun 1912. Tentu UHAMKA sebagai bagian dari amal usaha Muhammadiyah memiliki garapan yang sama.
“Kami terus berupaya mengimplementasikan kesetaraan gender. Sebab dalam islam persoalan gender juga banyak dibahas. Dimana antara laki-laki dan perempuan pada dasarnya sama, sama-sama sebagai mahluk Allah, sama-sama memiliki tanggungjawab untuk beribadah, juga sama-sama memiliki prestasi dan berhak untuk melakukan amal shaleh.
“Jadi kalau kemudian UHAMKA menjadi kampus responsif gender, sebenarnya ini hanya penegasan kembali. Dan kami siap untuk memfasilitasi apa saja yang memang dibutuhkan untuk menjadi kampus responsive gender,” jelas Rektor.
Saat ini, jumlah mahasiswi UHAMKA jauh lebih besar disbanding jumlah mahasiswanya. Demikian juga dosen dan karyawan, jauh lebih banyak jumlahnya dosen dan karyawan perempuan dibanding dosen maupun karyawan laki-laki.
Tak hanya dari segi jumlah mahasiswa, dosen dan karyawan, UHAMKA juga telah mengembangkan sejumlah fasiitas yang responsive gender seperti ruang menyusui, pusat konsultasi bagi mahasiswa, riset terkait pendidikan anak usia dini dan lainnya.
BACA JUGA: |
Sementara itu Ketua PSGPA UHAMKA Prof. Dr. Yoce Aliah Darma, M.Pd mengatakan PSGPA UHAMKA adalah pusat studi yang berwawasan Islami – Muhammadiyah. Lembaga ini selalu berupaya aktif, produktif dan kontributif dalam mengembangkan dan mensosialisasikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan melalui catur dharma perguruan tinggi di bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan, pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
Dalam rangka memperingati Hari Ibu, PSGPA UHAMKA menggelar serangkaian Kegiatan Semarak Hari Ibu PSGPA UHAMKA 2018 mulai 18 Desember hingga 27 Desember 2018. Mengambil tema Keluarga Harmonis: Ayah Hebat, Ibu Cerdas, Anak Sehat dan Sukses, berbagai kegiatan tersebut diantaranya Lomba Baca Puisi Ibu, Lomba Gerak dan Lagu Theree Ends, Bazar, demo masak inovatif dari program studi Gizi FIES, dan Cek Kesehatan yang digelar pada 18 Desember 2018. Tidak hanya mahasiswa, lomba ini juga melibatkan para dosen dan karyawan.
Lalu pada tanggal 19 Desember 2018, PSGPA UHAMKA menggelar FGD tentang Kampus Responsif Gender dari aspek menajemen dan catur dharma. Dilanjutkan tanggal 23 Desember 2018, Edukasi tentang perempuan dan laki – laki harus hidup sehat dan cek jantung untuk dosen dan pimpinan UHAMKA.
“Dan hari ini kita menggelar Seminar Nasional Semarak Hari Ibu 2018 dengan menghadirkan pembicara-pembicara yang berkompeten, dan dihadiri lebih dari 500 orang peserta,” jelas Joce.
Para pembicara seminar nasional tersebut adalah Prof. Dr. Yunan Yusuf (BPH UHAMKA), Prof. Dr. Hj. Masyitoh C, M.Ag. (Ketua PP Aisyisyah), Dr. Susanto, M.A. (Ketua KPAI), dan Ir. Tuty Kusumawaty, M.M. (Kepala Dinas Pemebrdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DKI Jakarta).
“Kegiatan ini sebagai salah satu bukti nyata PSGPA yang edukatif untuk mendorong keberlangsungan Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak di dalam dan di luar kampus,” tegas Ketua PSGPA UHAMKA Joce.