29.2 C
Jakarta

Uhamka Tegaskan Sikap Untuk Pertahankan NKRI

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) memiliki sikap tegas untuk ikut mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal tersebut dikemukakan Wakil Rektor III Dr Bunyamin menanggapi tudingan miring yang viral di media sosial terkait sikap tegas Uhamka terhadap gerakan komunis di Indonesia.

“Dalam berbagai persoalan, sebaiknya siapapun itu harus mengedepankan sikap tabayyun, telitilah dahulu berita atau khabar yang diterima,” kata Bunyamin di sela nonton bareng film G30S/PKI dikampus Uhamka, Jumat (29/9/2017).

Ia mengatakan bahwa Uhamka adalah perguruan dibawah syarikat Muhammadiyah. Maka sikapnya jelas bersama Muhammadiyah akan terus mempertahankan tegak berdirinya NKRI.

“NKRI adalah harga mati. Kita semua memiliki kewajiban untuk mempertahankannya, termasuk mahasiswa dan seluruh civitas akademika Uhamka,” lanjutnya.

Sementara itu Dekan Fakultas FKIP Uhamka Desvian Bandarsyah membantah apa yang ditulis dan diviralkan di media sosial terkait Uhamka, khususnya program studi sejarah, FKIP Uhamka. Tulisan yang bersumber dari @sorotanpblik tersebut dinilai sebagai serangan dan fitnah yang brutal bagi dirinya dan institusi Uhamka.

“Di tengah dinamika kehidupan kebangsaan yang sarat dengan pandangan kritis terhadap berbagai isyu nasional, maka perlu disampaikan bahwa segala bentuk opini terkait isu nasional di dalam kampus FKIP UHAMKA masih dalam konteks kewajaran dan sangat positif bagi pengembangan iklim akademik dan nalar kritis segenap civitas akademika dan tidak ada yang menyimpang, terlebih lagi melanggar Asas dan Dakwah Muhammadiyah,” jelsnya.

Berikut klarifikasi yang disampaikan Desvian terkait fitnah yang menimpa dirinya, prodi sejarah, FKIP dan Uhamka.

Pertama, berita di media sosial yang di posting pada Selasa, 26 September 2017 sekitar pukul 15.00 oleh @sorotanpblik di instagram dan kemudian tersebar ke berbagai media sosial lainnya, ditegaskan bahwa itu sangat tidak benar. Ini merupakan serangan dan fitnah yang brutal terhadap dirinya dan institusi Uhamka, Prodi Pend. Sejarah, FKIP dan UHAMKA.

“Saya tidak pernah berpikir, merasa dan melakukan tindakan serta melibatkan diri dengan persoalan yang terkait dengan postingan yang dilakukan oleh @sorotanpblik,” katanya.

Kedua, beredarnya secara viral gambar Desvian dengan kalimat “saya tidak setuju PKI bangkit, tapi saya cinta komunisme”. Menurutnya ini adalah dua prasa yang bertolak belakang dan tidak masuk akal. Tidak setuju tetapi suka.

“Maka dengan ini saya membantah secara tegas bahwa saya tidak pernah mengatakan hal itu kapan dan dimanapun serta kepada siapapun juga. Dengan demikian itu semata mata merupakan fitnah keji dan sangat brutal.,” lanjut Desvian

Ketiga, bahwa Program Studi Pendidikan sejarah, FKIP dan UHAMKA merupakan institusi pendidikan yang menjujung marwah dan integritas serta nilai nilai bermuhammadiyah dengan ideologi dan tradisi yang dianutnya dan dilaksanakan oleh segenap civitas akademika melalui proses pembinaan dan pengembangan kehidupan kampus yang Islami dan sarat dengan nilai dan dakwah Muhammadiyah serta melaksanakan tanggungjawab akademiknya dengan benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Baik dari segi pendidikan dan pengajaran sejarah dengan ilmu dan pengetahuan yang disampaikan maupun dari segi dan tanggungjawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Keempat, posisi saya dari sisi keilmuan dan pengetahuan yang saya miliki secara akademis, serta keyakinan dan ideologi yang saya anut, menyangkut Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Komunis adalah dengan tegas menyatakan bahwa PKI dan Komunis bertentangan dengan Sunatullah dan melulu sebagai ideologi yang utopis. Dari sisi sejarah Indonesia dan dunia, PKI dan Komunis telah melakukan kesalahan fatal dan dosa yang sulit diampuni oleh masyarakat, bangsa dan negara. Itu menjadi sejarah kelam bangsa ini dengan korban manusia dan kemanusiaan yang sangat besar. Dengan demikian PKI dan Komunisme tidak memiliki tempat dalam kehidupan di Indonesia,” terangnya.

Maka sebagai pengetahuan sejarah, hal ini menjadi relevan untuk dijadikan dasar berpikir dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara dengan menimbang secara jernih berbagai kondisi dan isu yang berkembang di masyarakat, sehingga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran bagi kehidupan hari ini dan di masa depan.

Kelima, bahwa akun @sorotanpblik sudah pernah menyerang FKIP dan UHAMKA beberapa bulan lalu terkait dengan isu mahasiswa bercadar dengan cara yang sangat tidak islami dan tidak dibenarkan secara hukum dan etika. @sorotanpblik tidak bisa membuktikan dan bahkan tidak bisa tampil secara nyata untuk mempertangungjawabkan postingannya.

Karenanya, Desvian menghimbau kepada segenap mahasiswa dan civitas akademika FKIP UHAMKA agar berhati hati dan waspada terhadap isu dan stigmatisasi dengan label apapun yang merugikan FKIP UHAMKA. Karena isu dan stigmatisasi dengan label tertentu akan memberikan konsekwensi hukum bagi semua pihak yang melakukannya.

Kampus FKIP UHAMKA sebagai wadah dalam pengembangan akademik dan keilmuan jelas Desvian, memiliki tangungjawab terhadap Muhammadiyah, masyarakat luas, bangsa dan negara di dalam menjalankan aktivitas kelimuan dan merespon berbagai perkembangan masyarakat. FKIP dalam menjalankan tanggungjawab tersebut selalu sepengetahuan, dikoordinasikan dan disampaikan kepada Pimpinan UHAMKA.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!