BANDUNG, MENARA62.COM – Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Iman Harjono menegaskan bahwa pelantikan pengurus himpunan mahasiswa tidak boleh dimaknai sebatas seremonial atau ucapan selamat bertugas. Lebih dari itu, pelantikan merupakan titik awal pengembanan amanah dan tanggung jawab besar dalam kehidupan organisasi mahasiswa.
Hal tersebut disampaikan Iman dalam sambutannya usai melantik ketua dan pengurus baru Himpunan Mahasiswa Program Studi Akuntansi (Himaksi) UM Bandung di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan pada Kamis (11/12/2025). Ia menekankan bahwa pelantikan adalah peresmian tanggung jawab yang tidak boleh berhenti pada atribut jabatan atau dokumentasi semata.
Iman menilai tema pelantikan ”Reformasi Kepemimpinan dari Formalitas Menuju Tanggung Jawab Nyata” sangat relevan dengan kondisi organisasi mahasiswa saat ini. Menurutnya, kepemimpinan kerap terjebak pada aspek formal, seperti kehadiran acara, penandatanganan agenda, atau rutinitas rapat tanpa dampak nyata.
”Pemimpin sejati adalah mereka yang mampu melampaui formalitas dan berani terjun langsung menyelesaikan persoalan. Pemimpin demikian bekerja dengan kesungguhan, tidak mengejar pujian, tetapi mampu meninggalkan jejak kebaikan yang dirasakan oleh banyak orang,” ujar Iman.
Dalam konteks akademik, Iman menegaskan bahwa mahasiswa Akuntansi UM Bandung merupakan calon-calon pemimpin bangsa di masa depan. Mereka kelak akan berperan dalam pengelolaan keuangan, pengawasan tata kelola, dan menjadi bagian penting dari sistem ekonomi nasional yang menuntut integritas tinggi.
Oleh karena itu, kepemimpinan yang dibangun melalui Himaksi dipandang sebagai latihan karakter, bukan sekadar pengalaman organisasi. Ia menekankan bahwa integritas harus dijaga sejak dini melalui proses belajar memimpin yang bertanggung jawab dan beretika.
Iman kemudian menyampaikan pesan pertama, yakni pentingnya menjadi pemimpin yang amanah. Amanah, menurutnya, tidak ditentukan oleh besar kecilnya jabatan, melainkan oleh kesungguhan dalam menuntaskan setiap tanggung jawab yang diberikan.
Pesan kedua yang disampaikan adalah agar pengurus menjadi pemimpin yang melayani. Kepemimpinan, kata Iman, bukan tentang dikagumi atau dilayani, melainkan tentang kesediaan untuk mengabdi dan memberikan manfaat bagi organisasi serta anggotanya.
Pesan ketiga adalah menjadi pemimpin yang progresif dan adaptif terhadap perubahan zaman. Ia menyoroti tantangan mahasiswa saat ini yang dihadapkan pada digitalisasi, big data, kecerdasan buatan, dan transformasi tata kelola, sehingga pengurus Himaksi dituntut responsif, kreatif, dan kolaboratif.
”Himaksi merupakan rumah besar bagi mahasiswa Akuntansi untuk belajar berkomunikasi, mengelola konflik, dan membangun kepercayaan. Saya berharap kepengurusan periode ini mampu menjadi teladan sebagai penggerak perubahan, bukan sekadar pemegang jabatan formal,” tandas Iman.(FK)
