MALANG, MENARA62.COM — Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan kegiatan bakti sosial di Desaku Menanti Kampung Kesetikawanan Sosial “Margo Mulyo” Dusun Baran, Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang, Senin (12/6/2017). Bakti sosial di Desaku Menanti atau lebih dikenal dengan ‘Kampung Wisata 1000 Topeng’ ini berupa pelayanan sosial, kesehatan dan rohani.
Dijelaskan Koordinator Bakti Sosial, Zaenal Abidin, kegiatannya meliputi pengobatan gratis untuk seluruh warga. Selain itu, permainan berbasis edukasi atau edugame untuk anak-anak yang dibawakan tim Relawan Ilmu Kesejahteraan Sosial (IKS) Fakultas Ilmu Sosial dan llmu Politik (FISIP) UMM dan Indonesia Safe House (INSAFH). Serta penyuluhan pola asuh anak serta konsultasi psikologi oleh Unit Pelaksana Tugas (UPT) Bimbingan Konseling (BK) UMM yang dipandu Nia Paramita, MSi.
“Setelah kegiatan ini kita berharap ada upaya yang lebih kongkrit dan lebih nyata dan berlanjutan. Terutama peningkatan kapasitas dari warga sekitar baik bagi orang tua dan anak-anak, baik di bidang sosial, ekonomi maupun pendidikan, juga spiritual,” terang Zaenal Abidin di Malang.
Pembinaan yang berkelanjutan, kata Zaenal, UMM akan menyelenggarakan kegiatan serupa di waktu mendatang. Agar upaya pemberdayaan desa tersebut dapat maksimal. Kerjasama ini akan ditindaklanjuti Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) UMM melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) khusus serta praktikum II IKS.
“Kerjasama juga bisa dilakukan oleh fakultas lainnya yang relevan. Upaya ini dilakukan agar Kampung Topeng atau Desaku Menanti ini tidak menjadi masalah sosial baru. Kehadiran UMM di Desaku Menanti ini diharapkan menjadi solusi bagi penyendang masalah kesejahteraan sosial, khususnya bagi gelandangan, pengemis, pengamen serta pemulung,” tandas Zaenal yang merupakan dosen IKS UMM ini.
Ketua Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Dinas Sosial Kota Malang Desa Desaku Menanti, Metawati Ikawardani menerangkan, Kota Malang sebagai salah satu wilayah yang mendapat mandat menjalankan program pilot project Desaku Menanti dari Kemensos RI. Yaitu pendirian rumah bagi 35 kepala keluarga dengan 159 jiwa masyarakat dan menjadi binaan Dinas Sosial Kota Malang.
“Kami tidak ingin mereka kembali ke kegiatan awal mereka. Kita kuatkan ekonomi mereka, kita kuatkan kesejahteraan mereka menuju ke arah yang lebih baik, berkualitas dan bermartabat,” kata Metawati.
Diakuinya, pembinaan bagi mantan gelandangan dan pengemis atau ex-gepeng ini akan optimal, jika menggandeng pihak lain. UMM sebagai lembaga pendidikan, menurutnya, dapat membantu dari segala sisi. Mulai dari penyediaan sarana-prasarana, kebutuhan sehari-hari, dan juga peralatan-peralatan untuk bekerja.
“Untuk penguatan ekonomi ini, bisa juga dilakukan pendampingan untuk diadakan pendampingan keterampilan berwirausaha dan kegiatan pendampingan lainnya. Sehingga kita harap dalam satu keluarga mereka memiliki kemauan dan kemampuan untuk merubah diri mereka sendiri,” tuturnya.
Sementara Rektor UMM, Fauzan menyatakan UMM akan mengambil bagian dalam melakukan pembinaan kepada desa ini secara komprehensif. “Harapan kami dengan ikut andilnya UMM dalam pembinaan ini, dapat menumbuhkan kemandirian masyarakatnya. Semoga, kurang dari jangka waktu lima tahun berjalannya program tersebut, masyarakatnya sudah dapat berdiri di atas kaki sendiri,” tandas Fauzan.