SOLO, MENARA62.COM – Tim bola voli putri Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil mencetak prestasi membanggakan dengan meraih medali perunggu dalam ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Provinsi (POMPROV) Jawa Tengah 2025.
Pembina tim voli putri UMS, Vera Septi Sistiasih, S.Pd., M.Or., menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian anak didiknya. Ia menilai raihan ini merupakan buah dari kerja keras dan semangat juang tinggi para pemain, serta peran besar pelatih dan dukungan dari universitas.
“Prestasi ini menunjukkan bahwa semangat dan kekompakan tim bisa membawa hasil luar biasa, meskipun persaingan di tingkat provinsi sangat ketat,” ujar Vera Septi Sistiasih dalam wawancara pada Senin (21/7).
Menurut Vera, tim telah melakukan persiapan matang sejak empat bulan sebelum pertandingan. Para atlet menjalani latihan intensif secara bertahap, tidak hanya pada aspek teknis dan fisik, tetapi juga penguatan mental dan strategi permainan. Latihan dilakukan rutin sebanyak dua hingga tiga kali seminggu di berbagai lokasi, seperti GOR kampus 2, area pria mahasiswa kampus 1, serta GOR Kartasura.
Salah satu kunci keberhasilan tim adalah konsistensi latihan dan strategi permainan yang diterapkan oleh pelatih utama, Aditya Bagas, S.Pd., alumni Prodi Pendidikan Jasmani (Penjas) UMS angkatan 2017. Di bawah kepemimpinannya, tim mampu tampil solid dengan fokus pada penguatan lini pertahanan, transisi cepat ke serangan, serta menjaga ritme permainan agar tidak terbawa tempo lawan.
Sosok pemain yang menjadi andalan dalam tim ini adalah Tunjung Marganingrum, mahasiswa Prodi Penjas. Berposisi sebagai setter, Tunjung memiliki peran krusial dalam menjaga ritme permainan dan mendistribusikan bola ke para spiker. Penampilannya selama turnamen dinilai stabil dan menjadi motor serangan dalam setiap pertandingan.
Tunjung mengakui bahwa tantangan terberat dalam pertandingan Kejuaraan bola voli indoor yang berlangsung pada 1–10 Juli 2025 di GOR TKM Pertambangan, Kebumen, dan diikuti oleh perguruan tinggi se-Jawa Tengah tersebut adalah menghadapi tim-tim yang diperkuat oleh pemain-pemain profesional. Ia menyebut bahwa minimnya pengalaman dan jam terbang membuat tim UMS harus bekerja ekstra keras.
“Banyak pemain lawan yang sudah bertahun-tahun bermain di klub, sementara kami hanya latihan dua hingga tiga kali seminggu,” ungkap Tunjung Marganingrum.
Meskipun demikian, Tunjung merasa bangga bisa berkontribusi dan membawa UMS melangkah sejauh ini. Pada babak semifinal, tim UMS harus mengakui keunggulan Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta, yang merupakan tim unggulan sekaligus juara bertahan. Walau kalah, tim UMS tetap bermain kompetitif dan menunjukkan semangat juang yang luar biasa.
“Kami tidak menyerah. Bahkan kami jadikan pengalaman ini sebagai pelajaran dan motivasi,” ujarnya.
Raihan medali perunggu ini dinilai sangat berarti, bukan hanya bagi tim, tetapi juga untuk Prodi Penjas dan UMS secara umum. Raihan ini menjadi catatan manis dengan UMS sebagai satu-satunya perguruan tinggi Muhammadiyah & ‘Aisyiyah (PTMA) di Jawa Tengah yang mampu menembus babak semifinal di ajang POMPROV Jateng 2025.
Tunjung menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya tampil di ajang sebesar ini. Ia menyebut peran orang tua, pembina UKM voli Ibu Vera, pelatih Aditya Bagas, serta para dosen di Prodi Pendidikan Jasmani sebagai sosok-sosok yang mendorongnya untuk terus berkembang.
Lebih lanjut, ia berharap agar prestasi ini menjadi pijakan untuk pengembangan olahraga bola voli di UMS. Dengan adanya Prodi Pendidikan Jasmani yang terus berkembang, ia percaya bahwa lingkungan universitas bisa lebih mendukung pencapaian prestasi olahraga, tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi juga nasional.
Keberhasilan tim bola voli putri UMS di POMPROV Jateng 2025 menjadi bukti bahwa kolaborasi antara pembinaan yang baik, dukungan institusi, dan semangat para mahasiswa dapat menciptakan prestasi nyata. Capaian ini sekaligus menjadi promosi positif bagi UMS di bidang olahraga, khususnya dalam mengangkat nama baik perguruan tinggi Muhammadiyah di tingkat Jawa Tengah. (*)
