32.1 C
Jakarta

UMS dan Aklan State University Bahas Strategi Pengembangan SDM dan Bisnis ASEAN

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Indonesia gandeng Aklan State University (ASU) Filipina, menggelar seminar internasional bertajuk “The ASEAN Business Landscape and Human Resource Development: Opportunities for Inclusive Growth” pada Jumat (10/10) secara daring melalui platform Zoom Meeting.

 

Kegiatan ini menghadirkan 4 narasumber seperti DTI Director Romel L. Amihan, Dr. Rogem M. Esto, Dr. Kussudyarsana dan Prof. Jati Waskito yang membahas peluang, tantangan, serta strategi pengembangan sumber daya manusia dan bisnis keluarga di kawasan ASEAN.

 

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Kussudyarsana, S.E., M.Si., Ph.D., dari UMS membawakan materi tentang “Family Business in ASEAN Context: Opportunities and Challenges”. Ia menjelaskan bahwa bisnis keluarga memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian di kawasan Asia Tenggara.

 

“Di Indonesia, sekitar 53 persen Produk Domestik Bruto (PDB) berasal dari bisnis keluarga. Di negara lain seperti Malaysia bahkan mencapai 75 persen, dan di Filipina lebih dari 80 persen,” papar Kussudyarsana.

 

Menurutnya, kekuatan bisnis keluarga terletak pada nilai-nilai sosial dan emosional yang diwariskan lintas generasi, yang membentuk daya tahan serta karakter unik dalam menghadapi perubahan zaman. Namun, ia juga menyoroti tantangan regenerasi dan profesionalisasi yang kerap dihadapi bisnis keluarga.

 

“Tidak semua bisnis keluarga mampu bertahan hingga generasi ketiga. Tantangan utamanya adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara nilai-nilai keluarga dan kebutuhan profesionalisme dalam pengelolaan bisnis,” tambahnya.

 

Dalam paparannya, Kussudyarsana mencontohkan berbagai bisnis keluarga Indonesia yang sukses mendunia, seperti Salim Group, Sinarmas, hingga produk populer seperti Indomie dan Kopiko yang kini dikenal luas di berbagai negara. Ia juga menyoroti bagaimana produk lokal seperti Batik Danar Hadi dan kuliner tradisional seperti Gudeg Yogyakarta mampu mempertahankan eksistensinya melalui inovasi dan kekuatan nilai budaya yang diwariskan secara turun-temurun.

 

Sementara itu, narasumber kedua, Prof. Dr. Jati Waskito, M.Si., dari UMS, memaparkan materi bertema “Organizational Performance and Sustainable Human Resource Development”. Ia menekankan pentingnya menciptakan organisasi yang berkelanjutan melalui pendekatan social exchange theory.

 

“Hubungan antara pemimpin dan karyawan tidak hanya didasarkan pada pertukaran ekonomi, tetapi juga kepercayaan, rasa hormat, dan komitmen jangka panjang. Inilah fondasi organisasi yang berkelanjutan,” ujar Jati.

 

Dalam penelitiannya, Jati menjelaskan bahwa keadilan organisasi, kepemimpinan transformasional, serta hubungan emosional yang sehat antara pimpinan dan karyawan berperan penting dalam meningkatkan organizational citizenship behavior (OCB), yaitu semangat kerja ekstra yang muncul dari kesadaran dan kepercayaan, bukan sekadar kewajiban.

 

“Organisasi yang berkelanjutan bukan hanya yang mampu meraih keuntungan besar, tetapi yang juga menumbuhkan lingkungan kerja yang inklusif, bermakna, dan penuh penghargaan bagi semua anggota,” tutupnya.

 

Seminar internasional ini, lanjutnya, diharapkan dapat memperkuat pemahaman civitas academica UMS dan Aklan State University tentang dinamika bisnis ASEAN serta strategi membangun sumber daya manusia yang tangguh dan berdaya saing global di era kompetisi terbuka. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!