SOLO,MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berkomitmen untuk memfasilitasi mahasiswa penerima Beasiswa Unggulan Muhammadiyah, Internasional, dan Tahfidz Al-Qur’an (BUMITA) agar tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga berkembang secara personal dan profesional.
Melalui berbagai program pembinaan, mahasiswa dibekali keterampilan, pengalaman, dan kepercayaan diri untuk menjadi individu yang lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.
Kepala Bagian Kaderisasi dan Dakwah Biro Kemahasiswaan UMS, Dr. Mahasri Shobahiya, M.Ag., menjelaskan bahwa pembinaan ini dirancang untuk membantu mahasiswa menyusun target dan perencanaan prestasi mereka.
“Setiap awal semester, mahasiswa diminta untuk menuliskan target akademik dan non-akademik, termasuk IP semester yang ingin dicapai, kompetisi yang ingin diikuti, serta kegiatan pengembangan diri lainnya. Di akhir semester, mereka akan melaporkan hasil dari rencana tersebut,” jelasnya Selasa (18/2/2025).
Untuk mendukung pengembangan karakter, mahasiswa juga diberikan kesempatan berlatih berbicara di depan umum melalui sesi kuliah tujuh menit (kultum). Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan mental mahasiswa dalam berbicara di hadapan banyak orang.
“Melatih mental itu butuh pengalaman nyata. Oleh karena itu, kami memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berbicara di depan ratusan teman-temannya secara bergilir,” tambah Mahasri.
Selain itu, UMS juga mendorong mahasiswa penerima beasiswa untuk saling berbagi pengalaman dan belajar dari sesama. Dalam sesi pembinaan terbaru, dua mahasiswa dari Fakultas Ilmu Kesehatan UMS, Saminur Fauzan dan Samiyem, diberikan ruang untuk berbagi pengalaman mereka dalam mengeksplorasi budaya negara lain.
“Kami ingin menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, di mana mahasiswa bisa saling belajar satu sama lain dengan bahasa yang lebih dekat dan mudah dipahami,” ungkap Dosen UMS itu.
Mahasiswa penerima beasiswa juga diingatkan untuk mempertahankan prestasi akademik mereka agar tetap memenuhi syarat beasiswa.
“Kami sangat menekankan pentingnya menjaga IPK minimal 2,75. Sayangnya, di semester ini ada lima mahasiswa yang gagal melanjutkan beasiswa karena tidak memenuhi syarat akademik. Hal ini sangat disayangkan, mengingat banyak mahasiswa lain yang antri untuk mendapatkan beasiswa,” tutur Mahasri.
Sebagai kader Persyarikatan Muhammadiyah, tambahnya, mahasiswa penerima beasiswa diharapkan memiliki akhlak yang baik serta memberikan kontribusi nyata bagi universitas.
“Mahasiswa penerima beasiswa sudah mendapatkan kenyamanan kuliah gratis hingga wisuda. Maka, sebagai bentuk rasa syukur, mereka harus berikhtiar untuk memberikan yang terbaik bagi universitas, salah satunya dengan berprestasi di berbagai ajang,” pungkasnya.
Melalui program pembinaan yang dilakukan pada Jumat (14/2/2025) lalu, lanjutnya UMS dapat mencetak generasi unggul yang tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat sebagai calon pemimpin di masa depan. (*)