PABELAN, MENARA62.COM-Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan pelatihan pencegahan dan penanganan Covid-19 untuk tenaga satuan pengamanan (Satpam) yang di gelar secara online melalui Zoom pada Selasa (2/2/2021).
Pelatihan ini dimaksudkan agar tenaga Satpam memahami bagaimana cara penanganan dan pencegahan di area kampus terutama kepada civitas akademika.
Ketua Gugus Tugas Covid 19 UMS, Prof. Dr.dr. EM. Sutrisna, M.Kes memandang bahwa satpam atau security itu menjadi pihak yang penting sekaligus sebagai garda yang terdepan dalam pencegahan ini.
Pasalnya, kata EM. Sutrisna, satpam ini nantinya yang bertugas untuk screening para tamu yang datang ke kampus. Satpam juga lah yang membantu mengkondisikan orang-orang agar tetap menjaga jarak, menghindari kerumunan serta menegakkan protokol kesehatan dalam kegiatan-kegiatan luring sehingga acara itu bisa sukses dan tetap aman.
Sutrisna menjelaskan, gugus tugas covid UMS telah membuat SOP yang harus ditaati dan direkomendasikan. Menurutnya, semua SOP itu muaranya satu yaitu untuk menjaga keselamatan bersama.
Ia juga juga menegaskan, di situasi pandemi seperti ini setiap orang harus diposisikan seakan-akan dia itu terpapar, sampai ada bukti maupun hasil lab yang menyatakan bahwa dia sehat. “Dengan titik tolak seperti itu maka di manapun kita berada maka akan selalu menerapkan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas),”ungkap EM Sutrisna.
Pada pelatihan tersebut diisi oleh tiga pembicara, drg. Ida Witiasai, M. Kes, Noor Alis Setiyadi, S.KM., M.Kes, Dr.PH dan Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag.
Dalam pemaparannya drg. Ida Witiasai, M. Kes mengatakan, walau sekarang sudah ada vaksin tapi perlu diketahui vaksin itu bukanlah obat jadi tidak boleh lengah.
Ia menjelaskan tentang risiko yang dapat berakibat fatal jika covid-19 tersebut menyerang orang-orang yang lanjut usia, ibu hamil, perokok, penderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis, ginjal, gangguan pernapasan serta orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah seperti penderita kanker ataupun autoimun.
Pembicara selanjutnya Noor Alis Setiyadi, S.KM., M.Kes, Dr.PH. Ia lebih menjelaskan terkait di mana saja virus tersebut bertahan dan pada level suhu berapa. Menurutnya virus tersebut bisa bertahan pada besi selama 5 hari. Di Kayu 4 hari, di kertas kurang dari 4-5 hari.
“Kemudian di gelas bisa bertahan 5 hari, di plastik kurang dari 5 hari, PVC 5 hari, Karet Silicon 5 hari, Sarung tangan medis kurang dari 8 jam. Baju disposable/ sekali pakai itu bisa mencapai 24 jam – 2 hari. Di keramik 5 hari dan teflon 5 hari,” katanya.
Menurutnya virus tersebut pada jenis bahan berbeda dapat tetap menular dari 2 jam sampai 9 hari. Noor Alis menambahkan, suhu yang lebih tinggi seperti 30 c atau 40 c dapat mengurangi durasi persistensi yang sangat pathogen.
Sehingga untuk mengurangi penempelan pada benda bisa dilakukan dengan penyemprotan disenfeksi (disenfektan) pada permukaan dengan natrium hipoklorit 0,1% atau etanol 62 – 71 % karena cairan tersebut secara signifikan dapat mengurangi disenfektivitas virus corona pada permukaan dalam waktu paparan 1 menit.
Sedangkan Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag, memaparkan terkait usaha-usaha dari kampus yang melalui gugus tugas covid-19. Ada beberapa SOP yang dilakukan untuk mencegah dan menangani penyebaran virus ganas ini. Pertama, tracking kasus covid 19 di lingkungan UMS, kedua, alur Informasi hasil pemeriksaan covid 19 bagi civitas akademika, ketiga, preventif pencegahan Covid-19 di kalangan dosen dan tenaga kependidikan. Keempat, preventif di kalangan mahasiswa dan kelima, pembelajaran teori dan praktium selama masa pandemi.
“Keenam terkait dengan praktik lapangan magang selama masa pandemi, ketujuh terkait dengan mahasiswa di asrama selama masa pandemi covid 19. Kedelapan terkait penggunaan ruang pada masa pandemi, kesembilan terkait kebersihan dan keselamatan selama masa pandemi dan yang kesepuluh yakni terkait penerimaan tamu selama masa pandemi. Semua sudah disiapkan bentuk-bentuknya,” ungkapnya. (Bakt/*)