SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar sosialisasi Program Double Degree pertama di SMA Al Islam 1 Surakarta, Selasa (13/2), bertempat di ruang Aula SMA Al-Islam 1 Surakarta. Siswa-siswi menyambut sosialisasi ini dengan antusias.
Kepala Sekolah SMA Al-Islam 1 Surakarta, Umi Faizah, S.Pd., menyambut dengan baik kedatangan Prof., Dr., Je Dae Sik, M.Pd., dan tim dari UMS, yaitu Sidiq Setiawan, S.Ikom., M.Ikom, dan Dedi Ary Prasetya, S,T., M.Eng.
Menurut Umi Faizah, sosialisasi ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagi SMA Al-Islam. Dengan ini, Umi akan berupaya untuk bisa terus bekerja sama dengan UMS.
“Dari kerja sama ini, kami berharap adanya siswa-siswi kami yang nantinya tidak hanya mendapatkan kesempatan untuk belajar di UMS saja, tetapi juga mendapatkan kesempatan belajar di Korea dengan adanya program double degree ini,” ungkap Umi.
Pada kesempatan yang sama, Prof., Dr., Je Dae Sik M.Pd., memaparkan secara rinci tentang Program 2+2 Double Degree di Korea. Program ini adalah bentuk kerja sama UMS dan universitas di Korea dengan sistem dua tahun belajar di Indonesia, dan dua tahun selanjutnya di Korea. Selain itu, program ini akan membuka enam konsentrasi baru, pengembangan dari Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Komunikasi dan Informatika (FKI).
“Untuk bisa menutupi biaya hidup selama kuliah di Korea dapat melakukan kerja part time. Dengan sistem kuliah masuk hanya 7 bulan, 5 bulan libur bisa digunakan untuk kerja,” tutur Prof., Je, saat ditanya oleh siswa mengenai biaya hidup selama menjadi mahasiswa di Korea.
Tidak hanya itu, Prof., Je juga menyampaikan kelebihan menempuh pendidikan di Korea. Misalnya, pemerintah Korea dapat memberikan perpanjangan visa jika setelah lulus kuliah belum mendapat pekerjaan selama kurang lebih satu tahun sehingga tidak perlu takut untuk jadi pengangguran. Bahkan, setelah 5 tahun bekerja, pemerintah Korea memberikan kartu penduduk bagi pekerja asing.
Pada acara ini, Sidiq Setiawan membagikan cerita mengenai pengalaman beberapa mahasiswanya yang sedang menempuh pendidikan di Korea.
“Survive di Korea mudah, bisa, tetapi adaptasinya yang sulit karena orang Korea sangat disiplin,” ujar Sidiq, yang juga sebagai Kaprodi Ilmu Komunikasi UMS.
Selain itu, UMS memberikan dukungan penuh kepada mahasiswa yang mengikuti program ini dengan adanya pendampingan selama di Korea dan menanggung dana visa keberangkatan selama 3 bulan.
Sebagai penutup, Dedi Ary Prasetya, S,T., M.Eng., menekankan kembali terkait enam rancangan konsentrasi baru yang akan dibuka dalam program ini. (*)