29.2 C
Jakarta

UMS Lakukan Diskusi Hasil Studi Eksplorasi dan Analisis Kebutuhan Pendampingan Siswa Bergejala Disleksia

Baca Juga:

 

SOLO, MENARA62.COM – Tim Riset Hibah Keilmuan (HRK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang didanai oleh LPDP menyelenggarakan diskusi kelompok terpumpun (FGD) mengenai “Studi Eksplorasi dan Analisis Kebutuhan Pendampingan Siswa Bergejala Disleksia” pada 29 – 30 Januari 2022 di Hotel King Garden Syariah (Bandungan).

Ketua Tim HRK Dr. Laili Etika Rahmawati, M.Pd. sebagai Ketua Divisi Pengembangan Kurikulum dan Inovasi Pembelajaran Biro Inovasi Pembelajaran UMS menjelaskan bahwa diskusi ini berawal dari data yang ditemukan saat menjadi DPL Program Kampus Mengajar 1 di tahun 2021 yang menunjukkan bahwa kompetensi baca-tulis siswa SD yang terindikasi rendah.

“FGD ini berawal dari kompetensi baca-tulis siswa SD terindikasi rendah,”terang Laili Etika.

Focus Group Discussion (FGD) dilakukan dengan melibatkan tim yang berasal dari multidisiplin bidang ilmu dan profesi, di antaranya Dr. Murfiah Dewi Wulandari Wakil Dekan 2 FKIP UMS, Arif Wiyat Purnanto, M.Pd. Wakil Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma), Ibu Ainul Qoyim, M.Pd. Kepala SD Al-Firdaus Surakarta, Roid Ismail Ardho, S.Pd. guru SD Mutual Magelang, dan 10 mahasiswa S1 dan S2 dari Program Studi PBSI, PGSD, dan Matematika.

Kepala Sekolah Al-Firdaus Ainul Qoyim menjelaskan bahwa disleksia sebenarnya tidak dapat disembuhkan tetapi bisa diminimalisasi. Untuk dapat meminimalisasi maka siswa dengan disleksia perlu terapi dan ketika di sekolah harus didampingi oleh shadow teacher

“Disleksia bisa diminimalisasi dengan menghadirkan shadow teacher,” jelas Ainul Qoyim.

FGD ini melibatkan tim riset SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan Karanganyar, SD Al-Firdaus Surakarta, SD Negeri 01 Luwang Sukoharjo, dan SD Muhammadiyah Alternatif (Mutual) Magelang.

Peserta diskusi kelompok terpumpun (FGD) mengenai “Studi Eksplorasi dan Analisis Kebutuhan Pendampingan Siswa Bergejala Disleksia” pada 29 – 30 Januari 2022 di Hotel King Garden Syariah (Bandungan).

Berdasarkan hasil pemaparan setiap penanggung jawab survei pada masing-masing sekolah ditemukan beberapa hal sebagai berikut. (1) Pendampingan terhadap siswa bergejala disleksia pada setiap sekolah berbeda-beda; (2) ada sekolah yang melakukan antisipasi sejak awal dalam seleksi masuk untuk menerima siswa yang sudah mampu membaca; (3) ada sekolah yang memberikan perlakuan yang sama antara siswa yang bergejala disleksia dengan siswa regular; dan (4) ada sekolah yang melakukan asesmen lanjutan ketika menemukan siswa yang bergejala disleksia dengan melibatkan ahli dan merekomendasikan untuk melakukan terapi.

Kesimpulan FGD ini bahwa pendampingan yang sangat efektif dalam menangani siswa bergejala disleksia adalah dengan menghadirkan guru pendamping khusus (GPK) yang sering disebut dengan shadow teacher. Selain itu pendampingan yang holistik dan humanis sangat diperlukan untuk dapat mengendalikan siswa bergejala disleksia agar mau membaca tanpa merasa tertekan. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!