SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) resmi meluncurkan program Mahasiswa Berdampak di Kelurahan Sewu, Jebres, Kota Surakarta.
Linggar Ardi Prakoso, salah satu perwakilan mahasiswa BEM Berdampak UMS mengungkapkan program yang diberi nama “Transformasi Komunitas Tangguh melalui Edukasi Bencana dan Warisan Kuliner” ini menjadi bagian dari implementasi Program Mahasiswa Berdampak: Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (PM-BEM) yang didukung pendanaan Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemendiktisaintek.
“Program Mahasiswa Berdampak sendiri dirancang untuk menjembatani kolaborasi dosen dan mahasiswa dalam pengembangan teknologi serta inovasi yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Kehadiran program ini juga menjadi langkah konsolidasi gerakan pengabdian dalam skala nasional, sekaligus mengasah kepekaan sosial mahasiswa sebagai bagian dari pembangunan bangsa,” ungkap Linggar, Ahad (5/10).
Pada pelaksanaannya, program ini dipimpin oleh tim dosen UMS, dengan Siti Azizah Susilawati, S.Si., Ph.D., sebagai ketua, didampingi oleh Ir. Muhammad Al Fatih Hendrawan, S.T., M.T. dan Ika Candra Sayekti, S.Pd., M.Pd. Sementara mahasiswa UMS, khususnya fungsionaris BEM Universitas dan Fakultas, berperan langsung sebagai inisiator di lapangan.
“Program ini mengintegrasikan dua fokus utama, yaitu edukasi mitigasi bencana dan pencegahan stunting. Warga Sewu diberikan pemahaman tentang tanda-tanda banjir, strategi pencegahan, hingga kesiapsiagaan menghadapi bencana. Selain itu, warga juga mendapatkan sosialisasi gizi seimbang untuk mencegah stunting, termasuk praktik pembuatan makanan bergizi yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” tambah Linggar.
Stunting, lanjutnya, dijelaskan sebagai kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang umumnya terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan anak. Kondisi ini berdampak jangka panjang terhadap kesehatan, kecerdasan, hingga kerentanan penyakit di masa depan.
Ia berharap program ini mampu memberi dampak positif yang berkelanjutan. “Kami berharap program ini mampu melahirkan masyarakat yang lebih tangguh menghadapi bencana sekaligus lebih sehat dalam mencegah stunting. Terima kasih kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi atas dukungan dan hibah yang diberikan, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan maksimal,” tuturnya.
Launching program ini berlangsung interaktif dengan antusiasme tinggi dari masyarakat. Kegiatan diisi dengan diskusi, praktik, dan simulasi sederhana yang memudahkan warga memahami materi yang disampaikan.
Kolaborasi antara dosen, mahasiswa, Karang Taruna, UMKM, dan masyarakat menjadi bukti nyata sinergi lintas elemen dalam mewujudkan pengabdian yang berkelanjutan. Lebih dari sekadar program, kegiatan ini diharapkan mampu menjadi model pengabdian yang mengakar, berdaya, dan berdampak bagi masyarakat.
“Dengan adanya program BEM Berdampak UMS ini, Kelurahan Sewu diharapkan semakin tangguh dalam menghadapi risiko bencana, sehat dalam mencegah stunting, serta berdaya dalam mengembangkan potensi kuliner lokal,” tegas mahasiswa UMS itu.
Peluncuran program yang dilaksanakan pada Jumat (3/10) itu, BEM UMS juga melibatkan Karang Taruna Kelurahan Sewu yang diketuai Yolanda R.A. serta UMKM Kelurahan Sewu yang diketuai Sri Sulistyarini. Kehadiran berbagai elemen ini memperkuat semangat kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan pelaku UMKM.
Sulis menyampaikan apresiasinya atas kehadiran mahasiswa di tengah warga. “Kami sangat senang mahasiswa hadir langsung mendampingi warga. Melalui program ini, kami tidak hanya mendapat ilmu kebencanaan, tapi juga edukasi gizi dan inovasi kuliner. Semoga kolaborasi ini terus berlanjut dan memberi manfaat luas bagi masyarakat,” ujarnya. (*)

