SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menegaskan komitmennya sebagai kampus berdaya saing global dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) bersama Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Australia pada 21 November 2025 kemarin. Kesepakatan ini menjadi langkah strategis UMS dalam memperkuat kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, layanan masyarakat, hingga kegiatan sosial berbasis dakwah Muhammadiyah. Penandatanganan ini menjadi langkah strategis UMS dalam memperluas jejaring internasional yang Islami, Mencerahkan, Unggul, Mendunia, dan Sustainable serta memberi arah perubahan.
Rektor UMS Prof. Dr. Harun Joko Prayitno M.Hum., menyebut kolaborasi ini sebagai perluasan ikhtiar dakwah dan pendidikan Muhammadiyah di kancah internasional. “Kemitraan ini bukan hanya kerja sama administratif, tetapi upaya bersama membangun kebermanfaatan yang lebih luas. UMS ingin hadir dengan nilai Islami sekaligus memberi pencerahan bagi masyarakat global,” ujarnya, Kamis (27/11).
Melalui MoU tersebut, UMS dan PCIM Australia sepakat untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam mendorong dan mengembangkan beberapa bidang kerja sama. Penguatan layanan masyarakat, pelatihan, dan kegiatan sosial menjadi salah satu fokus utama yang akan diimplementasikan melalui berbagai program kolaboratif.
Selain itu, Harun menegaskan komitmen untuk memperluas pertukaran akademik di bidang pendidikan dan penelitian. Fasilitasi program akademik yang melibatkan dosen, mahasiswa, dan fakultas terkait akan menjadi prioritas untuk memperkuat pertukaran pengetahuan serta meningkatkan kualitas riset di kedua institusi.
Harun juga menegaskan komitmen UMS dalam membuka ruang pertukaran akademik yang lebih luas. Program-program pendidikan dan penelitian yang melibatkan dosen, mahasiswa, dan fakultas terkait akan menjadi bagian penting dari implementasi kerja sama ini. Pertukaran pengetahuan lintas negara diharapkan dapat memperkaya pengalaman akademik kedua belah pihak.
Pada bidang pengabdian kepada masyarakat, kerja sama ini akan difokuskan untuk mengembangkan kegiatan sosial yang relevan dengan kebutuhan jamaah Muhammadiyah di Australia. “Program pelatihan dan penguatan kapasitas organisasi juga ikut diprioritaskan sebagai bagian dari peran UMS dalam mendukung ekosistem dakwah yang lebih kuat,” tegasnya.
Kesepakatan tersebut memberi ruang fleksibel bagi perluasan kegiatan dan penambahan fakultas yang terlibat. Lampiran kegiatan dalam MoU dapat diperbarui berdasarkan kebutuhan bersama, sehingga kerja sama ini dapat berkembang mengikuti dinamika akademik maupun kebutuhan masyarakat.
Sebagai perguruan tinggi yang berada di bawah Persyarikatan Muhammadiyah, UMS terus memperluas kontribusi globalnya melalui sinergi dengan berbagai lembaga internasional. Dengan lebih dari 80 program studi di jenjang sarjana, magister, dan doktoral, UMS berkomitmen melahirkan lulusan yang berdaya saing global dan tetap berakar pada nilai-nilai keislaman.
PCIM Australia, yang telah lama menjadi wadah dakwah dan pemberdayaan komunitas Muhammadiyah di luar negeri, menyambut baik kolaborasi ini. “Kerja sama yang lebih erat dengan fakultas-fakultas di UMS diharapkan memperkuat program sosial, akademik, dan riset yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia di Australia,” ujarnya.
Melalui penandatanganan MoU ini, lanjutnya, UMS meneguhkan peran strategisnya dalam membangun jejaring kolaboratif internasional. Kerja sama dengan PCIM Australia menjadi langkah penting dalam menghadirkan pendidikan yang berdampak, memperluas dakwah global, dan memberi arah perubahan bagi masyarakat luas. (*)

