31.7 C
Jakarta

UMS Perluas SEA Teacher, Cetak Guru Bertaraf Global

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memiliki program pertukaran mahasiswa di bawah naungan asosiasi Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO). Salah satu program yang dijalankan adalah SEA Teacher, yaitu pertukaran mahasiswa pendidikan yang berfokus pada peningkatan kompetensi calon guru agar memiliki kualifikasi internasional.

 

Kabid Pengembangan Kurikulum dan Inovasi Pembelajaran Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran (LPPIP) UMS Dr. Laili Etika Rahmawati, S.Pd., M.Pd., menyebut kegiatan SEA Teacher ini merupakan salah satu bentuk inovasi pembelajaran. Program ini mengirimkan mahasiswa FKIP UMS ke luar negeri, khususnya di kawasan ASEAN.

 

UMS telah beberapa kali melaksanakan program SEA Teacher dengan menggandeng sejumlah universitas mitra di Filipina. Dalam program tersebut, mahasiswa dari Filipina, misalnya, datang ke Indonesia melalui UMS untuk praktik mengajar di sekolah-sekolah mitra. Hal yang sama juga berlaku bagi mahasiswa UMS ketika ke Filipina.

 

“SEA teacher itu sendiri intinya adalah pertukaran mahasiswa untuk praktik mengajar,” ujar Laili, Sabtu (16/8).

 

Ia menjelaskan bahwa universitas yang terlibat akan dikoordinasikan dan difasilitasi oleh SEAMEO. Pada program ini, mahasiswa tidak mengikuti perkuliahan, melainkan langsung terjun ke sekolah untuk melaksanakan praktik mengajar. Melalui program ini, peserta berkesempatan memahami sistem pendidikan di negara tempat mereka menjalani praktik.

 

Laili menerangkan, saat evaluasi pelaksanaan Batch 10 program SEA Teacher di Universitas Brawijaya, pihaknya membahas sejumlah hal seperti penyesuaian pengiriman dan penerimaan mahasiswa akibat perbedaan kalender akademik antara Indonesia dan Filipina selaku mitra. Selain itu, juga dibicarakan masalah pembiayaan serta administrasi, termasuk penerbitan visa.

 

“Itu harus klir di awal, karena ini kan kerja sama yang levelnya internasional dan bereputasi, sehingga sejak awal secara administrasi harus klir,” kata Laili.

 

Usai pelaksanaan evaluasi Batch 10, tahap selanjutnya adalah persiapan untuk Batch 11. Menurut Laili, universitas mitra yang telah menjalin kerja sama baik dengan UMS akan tetap dilibatkan pada batch berikutnya.

 

Beberapa mitra UMS dalam program SEA Teacher antara lain University of Northern Philippines, Cavite State University, dan Aklan State University. Laili mengaku sangat terkesan dengan kerja sama bersama Aklan State University karena tidak hanya terbatas pada SEA Teacher, tetapi juga berkembang hingga penyelenggaraan konferensi internasional.

 

“Jadi tidak hanya berhenti sampai di pertukaran mahasiswa saja, tetapi juga berkembang untuk kerja sama. Termasuk nanti kami ketika berada di Aklan Filipina, kami akan melakukan pengabdian masyarakat ke sekolah-sekolah untuk mengajarkan bahasa Indonesia di sana,” jelasnya.

 

Laili berharap dengan adanya kerangka kualifikasi guru-guru ASEAN yang diterbitkan SEAMEO, para peserta program pertukaran ini bisa menjadi guru yang berkompeten.

 

“Harapannya adalah mahasiswa yang mengikuti program sea teacher ini, kerangka kualifikasi mereka sebagai guru itu bisa tercapai sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan di ASEAN, sehingga kompetitifnya tidak hanya di level nasional tetapi juga internasional,” tuturnya.

 

Tahun ini, UMS berupaya memperluas jejaring pertukaran mahasiswa. Dalam evaluasi kemarin, ada beberapa universitas yang dilirik untuk berkolaborasi, seperti Walailak University dan Udon Thani Rajabhat University dari Thailand, Dong Thap University of Education di Vietnam, serta Tsukuba University di Jepang. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!