29 C
Jakarta

UMS Tuan Rumah Rakerwil II MPM Jateng

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi tuan rumah Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) II Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah (PWM Jateng) pada Sabtu (6/12). Kegiatan berlangsung di Gedung Induk Siti Walidah UMS dengan mengangkat tema “Penguatan Kapasitas Organisasi Menyongsong Program Ketahanan Pangan”. Agenda ini dihadiri peserta dari enam Koordinator Wilayah (Korwil): Pati, Semarang, Kedu, Surakarta, Banyumas, dan Pekalongan.

Pada kesempatan tersebut, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara MPM PWM Jateng dan Perum Bulog sebagai langkah strategis memperkuat ekosistem pangan dari hulu hingga hilir.

Target Penguatan Jamaah Tani Muhammadiyah

Ketua MPM PWM Jateng, Ir. Fatchur Rochman, menegaskan bahwa Rakerwil II menjadi momentum memperkuat gerakan pemberdayaan masyarakat. Ia menyampaikan dua target utama tahun 2026: aktivasi Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) di seluruh daerah dan mengalirnya beras JATAM ke pasar nasional.

“Kami memastikan kerja pemberdayaan selaras dengan tiga pilar PWM Jateng: jamaah, jam’iyah, dan jariyah,” ujarnya.

Bulog Soroti Penguatan Rantai Pasok Pangan

Perwakilan Perum Bulog Kanwil Jawa Tengah, Sri Muniati, menekankan pentingnya kolaborasi dengan Muhammadiyah dalam menjaga stabilitas pangan dan harga.

“Kerja sama ini membuka ruang penguatan rantai pasok, peningkatan kualitas produk, dan akses distribusi yang lebih luas,” terangnya. Menurutnya, jaringan Jamaah Tani Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk memperkuat sistem pangan di Jawa Tengah.

Rektor UMS Tekankan Aksi Nyata Ketahanan Pangan

Rektor UMS, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., menyampaikan apresiasi atas amanah penyelenggaraan Rakerwil. Ia menekankan bahwa ketahanan pangan tidak dapat ditangani hanya melalui seminar.

“Ilmu itu harus diamalkan. Kita harus mengajak masyarakat bergerak bersama,” ujarnya.

Harun menyoroti tantangan pemenuhan pangan, termasuk masih bergantungnya Indonesia pada impor bahan pangan bagi jamaah haji dan umrah. “UMS siap mengambil peran melalui riset dan pendampingan lapangan,” tegasnya.

Komitmen UMS untuk Gerakan Pemberdayaan

Sebagai tuan rumah, UMS menegaskan dukungan penuh terhadap gerakan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.

“Melalui Rakerwil II, kami berharap lahir strategi penguatan kemandirian pangan dan ekonomi umat,” papar Harun.

Penguatan Industri Pangan Muhammadiyah

Ketua MPM PP Muhammadiyah, Dr. M. Nurul Yamin, menambahkan bahwa Muktamar ke-48 menetapkan pemberdayaan akar rumput sebagai prioritas. Ia menegaskan peran strategis petani sebagai simpul gerakan Muhammadiyah.

“Jamaah Tani adalah wadah inklusif bagi siapa pun yang peduli pada pangan,” katanya. Ia mendorong MPM Jateng memperkuat kelembagaan hingga sektor hilir, termasuk membuka peluang Muhammadiyah memasuki industri pangan sebagai pilar dakwah baru.

Tausiyah: Indonesia Harus Mandiri Pangan

Dalam tausiyahnya, Wakil Ketua LPM PWM Jateng, H. Muhammad Abduh Hisyam, S.Ag., mengingatkan pentingnya prioritas pangan bagi bangsa. Ia mencontohkan Jepang dan Singapura yang mampu menjaga ketahanan pangan meski lahan terbatas.

“Tanah kita subur, tetapi kita masih bergantung impor. Ini harus menjadi pengingat bagi gerakan pangan Muhammadiyah,” ujarnya.

MoU MPM–Bulog Perkuat Ekosistem Pangan

Penandatanganan MoU antara MPM PWM Jateng dan Bulog menjadi bagian penting dalam rangkaian Rakerwil. Kesepakatan ini diarahkan untuk memperkuat kapasitas petani, membangun ekosistem pangan yang terintegrasi, serta membuka akses pasar bagi produk Jamaah Tani Muhammadiyah. Kolaborasi tersebut diharapkan menjadi model bagi wilayah lainnya. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!