29 C
Jakarta

Ungkapan Mahasiswi UNISA Bandung Asal Palestina tentang Lebaran

Baca Juga:

BANDUNG,MENARA62.COM – Ungkapan perasaan Hala, mahasiswi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Bandung, yang berasal dari Palestina saat ditanya tentang lebaran tahun ini. Tahun ini merupakan lebaran pertama di Indonesia. “Saya bahagia, tapi saya sedih,” ungkap Hala saat merayakan lebaran di Tasikmalaya, Selasa (1/4/2025). Hala berbahagia karena dapat merayakan lebaran tahun ini dengan damai di Indonesia. Kesedihannya karena saudara-saudara Hala di Gaza masih berada dalam okupasi Israel. “Mereka di bom setiap hari, setiap hari ada yang syahid,” tambah Hala.

Menurut Hala merayakan lebaran di Indonesia ada perbedaan. Di Palestina tidak ada tradisi mudik. Banyak warga Palestina yang merantau, tapi tidak ada tradisi mudik saat lebaran. Di Palestina tidak ada tradisi pergi ke makam setelah shalat Ied. “Dan di Palestina tidak ada ketupat,” ungkap Hala. Secara keseluruhan perayaan lebaran di Palestina dengan di Indonesia tidak ada perbedaan.

Hala dan keluarganya setahun ini mengungsi ke Mesir. Ibu dan empat saudaranya tinggal di Rumah sakit di Mesir. Ibunya sedang dalam perawatan. Sementara saudara-saudaranya menemaninya. Ayahnya sejak perang terakhir ini, hilang kontak. “Hingga saat ini, saya tidak tahu keberadaan ayah saya karena koneksi internet yang buruk di sana,” tambah Hala.

Enam bulan ini, Hala mendapat beasiswa kuliah di Unisa Bandung. Hala mengambil prodi Keperawatan. Alasannya, karena kakek dan pamannya seorang perawat. Mereka syahid saat menolong saudara-saudara kami saat terjadi perang. “Saya ingin meneruskan perjuangan mereka menolong sesama sebagai perawat,” terang Hala.

“Kami Penjaga Terakhir Aqsa”

Tentang perang sekarang ini yang terjadi di Palestina, Hala mengungkapkan, Israel menargetkan anak kecil, perempuan dan orangtua sebagai target pengeboman mereka. Setiap hari ada saja anak yang syahid. Sekarang penduduk Palestina di Gaza sekitar 1,5 juta penduduk. “Bila kami semua keluar atau syahid saat ini, sudah tidak ada lagi Palestina dan tidak ada lagi Masjidil Aqsa,” terang Hala.

Hala menambahkan, dalam setiap diri warga Palestina keberadaan mereka di Palestina untuk menjaga Aqsa. Mereka akan menjaganya hingga syahid. Setiap warga Palestina yang berada di luar Palestina bercita-cita untuk kembali ke Palestina. “Untuk menjaga Aqsa dan bila perlu syahid,”

Saat ini pintu keluar masuk Gaza ditutup Israel. Warga Palestina tidak bisa keluar atau masuk Gaza. Di Palestina saat ini tidak ada air dan listrik. Tidak sedikit warga Palestina yang syahid karena tidak minum berhari-hari. Bantuan dari luar tidak banyak bisa masuk ke Gaza. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!