SOLO, MENARA62.COM — Dalam upaya menjaga mutu pelayanan dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat, RS PKU Muhammadiyah Surakarta menggelar simulasi kode-kode darurat rumah sakit pada hari Senin (9/6/2025). Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen rumah sakit dalam menjamin keselamatan pasien, staf, dan pengunjung, terutama dalam menghadapi situasi seperti kebakaran dan kasus henti jantung.
Simulasi dilaksanakan di area Radiologi yang dikenal sebagai salah satu lokasi dengan potensi tinggi risiko kebakaran akibat banyaknya peralatan medis berdaya listrik tinggi. Informasi kepada pasien dan pengunjung telah disampaikan sebelumnya, dan meskipun bersifat simulasi, seluruh rangkaian kegiatan dijalankan dengan prosedur sungguh-sungguh dan sesuai standar operasional.
Dalam kegiatan ini, seluruh petugas rumah sakit, baik nakes maupun non nakes, menunjukkan kesiapan dan respon cepat terhadap skenario darurat yang dijalankan. Koordinasi serta komunikasi dengan manajemen juga berjalan dengan baik, mencerminkan sistem tanggap darurat yang solid di lingkungan rumah sakit.
“Karena area pelayanan sangat padat, pelaksanaan simulasi difokuskan untuk lingkungan internal hingga penggunaan hydrant. Ini penting agar kegiatan tetap berjalan aman namun efektif,” ungkap dr. Arief Budiman, Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Pendidikan RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
Pada skenario penanganan pasien henti jantung dengan aktivasi Kode Biru, tim medis berhasil melakukan respon cepat melalui prosedur resusitasi yang tepat. Simulasi ini menunjukkan kesiapan tim dalam menangani kondisi gawat darurat dan menjadi bagian dari upaya pemenuhan standar keselamatan pasien dalam akreditasi rumah sakit.
Sebagai lanjutan dari kegiatan ini, RS PKU Muhammadiyah Surakarta juga menggelar pelatihan penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan), Evakuasi, dan Bantuan Hidup Dasar untuk Awam pada tanggal 10–11 Juni 2025. Pelatihan diikuti oleh sekitar 500 peserta yang terdiri dari petugas non-medis, tenaga outsourcing, dan mahasiswa praktik. Kegiatan berlangsung di area Taman Parkir Karyawan RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
Ketua Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (P2K3), Dwi Handoyo, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program rutin yang bertujuan membangun budaya siaga di seluruh lini rumah sakit.
“Keselamatan dan kesiapsiagaan tidak hanya menjadi tanggung jawab tim medis, tetapi seluruh elemen rumah sakit. Kami ingin memastikan semua petugas, termasuk non-medis dan mitra kerja, memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar dalam menghadapi kondisi darurat. Pelatihan ini menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan dan respon cepat di lapangan,” ujar Dwi Handoyo.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, RS PKU Muhammadiyah Surakarta berharap dapat terus meningkatkan budaya keselamatan pasien dan kesiapsiagaan bencana di semua unit pelayanan. (*)

