28.8 C
Jakarta

Ustad KH Kadirun : Pererat Persatuan Umat untuk Kejayaan Indonesia

Baca Juga:

WATES, MENARA62.COM — Ustad KH Kadirun SSY mengajak umat Islam menggunakan momentum Idul Adha 1440 H untuk memperat persatuan dan persaudaraan untuk menggapai kejayaan dan kemakmuran bangsa Indonesia. Suasana Idhul Adha 1440 H yang diperlihatkan umat Islam seluruh dunia sangat kontras dengan keadaan seharian umat manusia.

“Persatuan dan persaudaraan umat, kini sedang terkoyak hanya karena perbedaan ‘baju,’ warna, kelompok dan kepentingan. Akibatnya, mereka mudah dibenturkan dan diadu domba musuh-musuhnya,” kata KH Kadirun saat khotbah Idul Adha 1440 H di Alun-alun Wates, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ahad (11/8/2019).

Sholat Idul Adha yang diimami Muhammad Nur Fikruddien ini diikuti ribuan umat Islam di wilayah Wates. Tampak Wakil Bupati, Drs Sutedjo berada di deretan shof terdepan.

Ribuan warga Wates Kulonprogo saat mengikuti sholat Idul Adha di Alun-alun Wates,  Ahad (11/8/2019). (foto : heri purwata)

Lebih lanjut Kadirun mengatakan saat ini umat Islam seluruh dunia sedang berkumpul di Tanah Suci untuk memenuhi panggilan Allah SWT. Mereka melempar Jumroh Aqobah di Mina sebagai simbol perlawanan terhadap kekuatan jahat yang selalu mengganggu manusia.

“Meskipun mereka beraneka ragam suku, bangsa, bahasa, dan warna kulit, namun mereka berbaur, berpadu, dan menyatu dalam menjalankan syariat Allah SWT. Mereka serentak menyatakan kesediaannya memenihi panggilan Allah SWT,” kata Kadirun.

Wajah-wajah mereka, kata Kadirun, dapat dipastikan tidak ada perselisihan, percekcokan dan permusuhan. Mereka menanggalkan segala atribut yang biasanya menjadi biang perpecahan dan percekcokan.

Mereka juga mengenakan warna pakaian, aktivitas ibadah dan lantunan kalimat yang mereka ucapkan sama. Hal ini menunjukkan umat yang telah dipersatukan dengan keyakinan yang satu, akidah Islamiyyah.

Sedang umat Islam di seluruh dunia, tidak ketinggalan melantunkan takbir dan melaksanakan shalat Idul Adha. Saat shalat berlangsung, mereka berjajar rapi menghadap kiblat yang sama dan bergerak serentak mengikuti komando seorang imam.

Seusai shalat, mereka menyimak uraian kalimat yang disampaikan khathib. Kemudian mereka menuju ke masjid/mushola masing-masing untuk melakukan penyembelihan dan membagikan daging hewan kurban. “Betapa ikhlasnya hati kaum muslimin dan betapa pedulinya mereka terhadap nasib orang lain. Sehingga Kaum Muslimin siap berkurban,” katanya.

Kurban, jelas Kadirun, merupakan karya nyata yang bermanfaat bagi orang banyak. Sebab manfaat kurban bisa dirasakan langsung oleh setiap orang, serta dapat menghidupkan fisik dan psikis.
“Apabila umat Islam kembali menjadikan ikatan Islam sebagai dasar persatuan, persaudaraan, dan kesatuan, niscaya realitas menyedihkan di Indonesia tidak akan terjadi lagi,” ujarnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!