SOLO, MENARA62.COM– “Jika diibaratkan naik pesawat, kondisi dunia pendidikan saat ini sedang mengalami turbulensi akibat badai Covid-19. Oleh karena itu, yang harus dilakukan oleh pemangku kepentingan di sekolah adalah terus bergerak dan mencari celah inovasi untuk tetap eksis dan bertumbuh, jangan pernah berhenti, karena ketika berhenti itulah titik awal dari kehancuran.”
Itulah pengantar yang disampaikan Ustaz Nursalam, Kepala SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta dalam rapat terbatas yang dihadiri wakil kepala sekolah beserta staf dan koordinator penelitian dan pengembangan (Litbang) sekolah, Rabu (26/8/2021).
Dalam rapat tersebut, Ustaz Nursalam juga menyampaikan bahwa tantangan berat yang dihadapi dunia persekolahan saat ini harus disikapi dengan positif sehingga menjadi peluang untuk terus meningkatkan kualitas sekolah.
Ia mengungkapkan, ke depan konsep jamaah harus benar-benar diaktualisasikan dalam pengelolaan institusi sekolah. Sumber daya manusia yang ada di sekolah perlu terus ditingkatkan kompetensinya sehingga tantangan berat yang dihadapi akan bisa diantisipasi dengan banyaknya orang yang mau berpikir dan bertindak sesuai dengan tugas pokok, fungsi, dan kompetensinya masing-masing.
“Dalam rapat terbatas ini saya sengaja mengundang koordinator Litbang untuk merefleksikan dan mengakselerasi program-program Litbang yang ke depan perannya akan sangat strategis, terutama dalam penyediaan data untuk pengembangan sekolah,” kata Ustaz Salam.
Siti Junaidati, selaku Koordinator Litbang, dalam kesempatan tersebut menyampaikan beberapa program strategis yang sudah dan akan dijalankan oleh Litbang.
Ke depan sekolah ini akan diproyeksikan menjadi sekolah berbasis riset, artinya kebijakan apapun yang diambil oleh sekolah harus berpijak pada data dan berbasis sains, termasuk program pelatihan untuk pengembangan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan, serta memfasilitasi pihak eksternal yang akan melakukan riset di sekolah,” ujarnya.
Ust. Dati juga memaparkan bahwa selama ini kebijakan sekolah juga sudah berdasarkan basis data riset, misalnya terkait perkembangan akademik siswa dan kebijakan pembelajaran di masa pandemi.
“Melalui riset yang kita lakukan akhirnya bisa ditemukan formula yang kita anggap paling rasional dijalankan terkait pembelajaran di masa pandemi, yaitu penggunaan modul bahan belajar daring yang disusun oleh guru dipadukan dengan video pembelajaran dari guru, serta interaktif melalui Zoom Meeting,” imbuhnya.
Di akhir paparannya, Ust. Dati mengungkapkan bahwa sekolah yang maju adalah sekolah yang menghargai data hasil riset saintifik karena bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, tidak asal membuat kebijakan tanpa mempertimbangkan data yang objektif dan komprehensif.
“Melalui berbagai riset tersebut, kualitas sekolah juga akan tetap terkontrol,” pungkasnya. (*)