27.3 C
Jakarta

Vaksinasi bagi Anak, Optimalkan Pembelajaran Tatap Muka

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah PAUDDikdasmen) Kemendikbudristek Jumeri mengatakan pandemi Covid-19 menyebabkan anak-anak Indonesia sudah terkunci selama hampir dua tahun dan terpaksa harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh dari rumah. Akibatnya banyak terjadi penurunan capaian hasil belajar pada anak-anak.

Oleh karena itu pemerintah ingin agar segera terjadi pemulihan pembelajaran dengan dilaksanakannya pembelajaran tatap muka secara langsung. Salah satu upayanya adalah vaksinasi terhadap anak-anak yang sudah dimulai per 14 Desember 2021.

Jumeri mengatakan, vaksinasi memang tidak menjadi syarat untuk penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, tetapi vaksinasi mendukung keamanan dan keselamatan anak-anak agar bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik secara langsung di sekolah. “Walaupun bukan menjadi syarat pembelajaran untuk pembelajaran tatap muka terbatas, vaksinasi ini adalah modal besar kita untuk menjaga keamanan dan keselamatan anak-anak dalam mengikuti pembelajaran tatap muka tersebut. Jadi ini mohon menjadikan pemahaman kita bersama serta mohon dukungan kepada semua pihak agar proses vaksinasi ini berjalan dengan baik,” ujar Jumeri.

Jumeri mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada Kementerian Kesehatan, yang telah mendukung dan mengawal pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk siswa usia 6 sampai 11 tahun. Ia menuturkan, usia 6 s.d. 11 tahun merupakan usia anak jenjang sekolah dasar (SD) di mana jumlah peserta didik SD di seluruh Indonesia mencapai lebih dari 25 juta anak.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Sekolah Dasar Sri Wahyuningsih berharap dengan diberikannya vaksinasi kepada anak usia 6-11 tahun, bisa mengurangi kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak-anak saat melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas.

“Kegiatan vaksinasi ini merupakan jawaban kepada masyarakat, agar para orang tua tidak ragu lagi dan menjadi lebih semangat memberikan izin agar putra-putrinya bisa mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas,” kata Sri Wahyuningsih. Ia mengajak masyarakat agar tetap optimistis dengan vaksinasi untuk anak-anak karena ini bagian dari pemenuhan hak kesehatan anak.

“Ini adalah upaya pemerintah dalam meningkatkan kekebalan daya tahan tubuh anak agar bisa menghindarkan anak-anak kita dari terpapar virus corona, di mana pun mereka berada,” ujarnya.

Direktur Sekolah Dasar, Sri Wahyuningsih mengungkapkan, saat ini sudah lebih dari 50 persen SD di Indonesia telah melaksanakan PTM terbatas. Jumlah tersebut pun terus bertambah dari waktu ke waktu. Dimulainya vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun diyakini akan semakin mendorong dan memperluas pelaksanaan PTM terbatas di seluruh wilayah Indonesia.

“PTM terbatas ini merupakan upaya dan solusi mencegah anak-anak kita mengalami ketertinggalan pembelajaran akibat pandemi. Karena sekolah merupakan tempat memberikan pembelajaran, baik akademik maupun karakter untuk anak-anak. Oleh karenanya kita semua harus memberikan dukungan terhadap program vaksinasi untuk anak, agar semua bisa memiliki ketenangan yang sama khususnya para orang tua dalam mengizinkan anak-anaknya untuk belajar tatap muka,” katanya.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan kebutuhan nasional vaksinasi untuk anak-anak usia 6 s.d. 11 tahun adalah 26,7 juta anak. Dengan memperhitungkan dua kali vaksinasi untuk setiap anak, maka dibutuhkan sekitar 58 juta dosis. “Ditambah dengan anak-anak yang usianya kemarin baru 11 tahun menginjak 12 tahun, tercatat sebanyak 9,9 juta dosis. Ini sudah kita antisipasi dan sudah kita siapkan. Dan sekarang kita sudah tersedia 6,4 juta dosis vaksin. Berdasarkan atas rekomendasi dari ITAGI dan berdasarkan rekomendasi BPOM, maka vaksin yang digunakan untuk anak-anak adalah vaksin Sinovac,” tuturnya. Ia menambahkan, Kementerian Kesehatan akan terus mengakselerasi vaksinasi, termasuk dengan memulai vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun.

Wamenkes berharap, kegiatan vaksinasi untuk anak usia 6 s.d. 11 tahun yang secara resmi mulai dilaksanakan pada Selasa (14/12) di beberapa kota, dapat berjalan secara sinergi, berkelanjutan, dan bisa langsung lebih cepat dibantu oleh semua pihak. “Mudah-mudahan dengan melakukan vaksinasi ini maka anak-anak lebih sehat dan bisa lebih terjamin untuk tidak terkena infeksi Covid-19 ketika mereka melakukan proses belajar mengajar di sekolah secara langsung,” katanya.

Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengemukakan, anak usia 6-11 tahun yang mengikuti vaksinasi dosis pertama pada hari perdana di Jakarta ada sekitar 10-ribu anak. Sementara jumlah total anak usia 6-11 tahun di Jakarta yang terdaftar di dalam data pokok pendidikan (Dapodik) ada sebanyak 1,1 juta.

“Mereka akan mendapatkan vaksinasi di sekolah-sekolah, di Puskesmas, di rumah sakit, dan di sentra-sentra vaksinasi yang diselenggarakan oleh komunitas. Maka kami mengajak kepada orang tua untuk mengajak anak-anaknya yang berusia 6 hingga 11 tahun untuk segera mendatangi fasilitas-fasilitas yang ada,” kata Anies.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!