MAKASSAR, MENARA62.COM – Menjelang Pemilu 2024, situasi politik di Indonesia semakin dinamis. Ahmad, Ketua Bidang Politik Kebangsaan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulsel, menyerukan pentingnya menjaga keutuhan bangsa.
Ahmad menekankan bahwa Indonesia, yang dibangun atas dasar keberagaman etnis, suku, dan agama, harus menghindari politik identitas yang dapat memecah belah. Ia menyoroti penggunaan bahasa dan simbol yang berpotensi menimbulkan polarisasi.
“Kalau saya lihat akar masalahnya, karena ada kandidat Capres tertentu yang suka menggunakan simbol-simbol identitas agama, dalam kontestasi politik. Ketika simbol itu telah menjadi jualan politik, akhirnya simbol agama yang sifatnya sakral, akhirnya menjadi profan,” ujarnya, Rabu, 20 Desember 2023.
Simbol agama yang telah dibajak untuk kepentingan politik, lanjut Ahmad, akhirnya menjadi komoditas guyon politik di tengah masyarakat. “Kebetulan guyonan itu nanti viral saat disampaikan tokoh politik seperti Zulkifli Hasan,” ujarnya.
Ahmad juga melihat, ada upaya framing secara terorganisir terhadap pernyataan Zulkifli Hasan. “Kalau ini sikap spontan, seharusnya sejak beberapa hari lalu, saat video Ustadz Abd Somad dan Anies beredar, masyarakat langsung bereaksi. Konten dagelannya kan sama saja, soal bacaan amin dan tahiyat, UAS juga menyampaikan hal yang sama,” lanjutnya.
Ahmad mengingatkan, komodifikasi agama adalah ancaman serius bagi keutuhan bangsa.
Oleh karena itu, ia meminta semua pihak menahan diri, tidak menggunakan isu politik identitas dalam kontestasi pemilu 2024.
“Mari mendiskusikan program apa yang ditawarkan untuk rakyat. Apa solusi yang ditawarkan menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Jangan jualan isu-isu primordial,” lanjutnya.
Ahmad menghimbau kepada seluruh elemen bangsa untuk berpartisipasi dalam menciptakan suasana politik yang sejuk dan menghormati perbedaan, guna menghasilkan pemimpin-pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab terhadap kepentingan nasional.