SOLO, MENARA62.COM – Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Drs. H. Marpuji Ali, M.Si., meluncurkan tiga buku bertema “Membangun Sekolah Berkemajuan Berbasis Masjid”. Peluncuran dan diskusi buku dilakukan di Gedung Induk Siti Walidah UMS, Senin (18/8).
Tiga buku yang diluncurkan, bertajuk Integrasi Masjid dan Pendidikan: Pergumulan Perguruan Muhammadiyah Kottabarat Membangun Pendidikan Unggul-Berkemajuan, Trendsetter Sekolah Berkemajuan: Memoar Kiai Marpuji Ali Membersamai Perguruan Muhammadiyah Kottabarat, dan Kiai Marpuji Ali: Menyemai Sekolah Berkemajuan.
Buku pertama tulisan Marpuji membahas peran Masjid Kottabarat yang melahirkan institusi pendidikan. Marpuji bercerita, kiprah Perguruhan Muhammadiyah Kottabarat bermula sejak 1947. Pendirian perguruan tersebut diinisiasi oleh tokoh pergerakan Islam terkemuka masa itu, Muhammad Isa.
Marpuji menghadapi tantangan untuk membangun masjid. Di saat bersamaan, Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat sedang menghadapi kesulitan mencari pelajar baru. Namun, Marpuji tak gentar. “Nanti kalau masjidnya sudah jadi, cobalah kita pikirkan bareng-bareng,” kenang Marpuji.
Pembangunan masjid rampung tiga tahun kemudian. Pembangunan berikutnya adalah bangunan sekolah dasar Muhammadiyah yang memanfaatkan tanah milih keluarga Muhammad Isa. Marpuji bercerita tanah tersebut diwakafkan oleh istri Muhammad Isa.
Pembangunan institusi pendidikan di kawasan itu terus berkembang secara bertahap tanpa melupakan peran masjid. Dari masjid itulah, kata Marpuji, lahir Sekolah Dasar Muhammadiyah Program Khusus. Kini, lembaga pendidikan di kawasan itu mencakup jenjang sekolah menengah pertama, hingga sekolah menengah atas.
Sementara buku Trendsetter Sekolah Berkemajuan adalah memoar mengenai jejak kiprah Marpuji Ali di Perguruan Muhammadiyah Kottabarat.
Moderator diskusi Solahuddin, mantan wartawan Solopos yang memandu diskusi ini, mengatakan buku tersebut memuat 63 karya tulisan yang disumbangkan oleh kepala sekolah, guru, hingga office boy. “Ada pengalaman unik di dalamnya,” ujarnya.
Sedangkan buku ketiga mengangkat perjalanan hidup Marpuji, sejak kecil hingga ini. Penulis memoar itu, Solahuddin, ingin merekam kenangan Marpuji semasa kecil yang sempat kesulitan meraih pendidikan lantaran kendala biaya.
Buku ini juga mengupas perkenalan Marpuji dengan Persyarikatan Muhammadiyah lewat Ikatan Pemuda Muhammadiyah. “Buku ketiga ini juga mengangkat peran peran Pak Marpuji untuk meningkatkan pendidikan Islam,” tambahnya.
Rektor UMS Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum. melihat sosok Marpuji Ali sebagai penggerak sekolah Muhammadiyah di Kota Surakarta. Marpuji adalah sosok inspiratif yang patut diteladani.
Harun memandang perguruan tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah tidak lepas dari hadirnya sekolah dasar dan menengah Muhammadiyah.
“Kontribusi dan peran sekolah-sekolah Muhammadiyah menjadi bagian integral dari perguruan tinggi milik Muhammadiyah,” tegasnya.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq menyambut baik peluncuruan tiga buku tersebut. Ia menyebut masjid sejak dulu menjadi tempat pendidikan generasi muslim.
Fajar menjelaskan kini masjid menghadapi tantangan di tengah generasi muslim dari kalangan menengah di perkotaan. “Banyak generasi muslim baru yang lahir tidak dari masjid,” katanya.
Menurutnya, orang tua menjadikan sekolah berbasis Islam sebagai wadah penguatan agama bagi anak-anak mereka. Hal itu menjadi peluang yang baik bagi perguruan milik Muhammadiyah.
Acara kemudian dilanjutkan seremoni peluncuran tiga buku tersebut. Seremoni dilakukan oleh Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq, Marpuji Ali, dan Rektor Harun Joko Prayitno. (*)
