JAKARTA, MENARA62.COM — Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang kaya akan khazanah budayanya. Salah satu bukti kekayaan budaya dari berbagai suku bangsa di Indonesia adalah minuman fermentasi yang diciptakan oleh para leluhur bangsa Indonesia. Saat ini, perkembangan minuman fermentasi kian populer, bukan hanya dinikmati pada acara budaya dan adat istiadat, tetapi juga Arak Bali kini sudah bisa dinikmati sebagai bahan campuran cocktail di ratusan hotel yang ada di Bali.
Hadir dalam acara ini anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia Sidarto Danusubroto dan mantan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Saleh Husin.
“Produk minuman fermentasi nusantara harus dipromosikan agar mampu memiliki nilai jual dan mendukung promosi pariwisata Indonesia, kalau bisa produknya diekspor,” kata anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia Sidarto Danusubroto pada acara Pesona Minuman Fermentasi Nusantara, di Universitas Agung Podomoro, Jakarta, Selasa (25/06/2019).
Senada dengan Sidarto, mantan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Saleh Husin mengungkapkan, ”Minuman fermentasi harus dikembangkan sebagai salah satu budaya dan ciri khas bagi Indonesia, maka diperlukan riset sehingga menghasilkan minuman yang berkualitas.”
“Jika ditilik dari sejarahnya, minuman dan teknologi fermentasi di Indonesia berasal dari dua arah. Pertama adalah migrasi manusia purba ke Indonesia yang membawa ragi dan bibit pohon aren. Kedua berasal dari alam Indonesia yang memberi teknologi fermentasi yang khas seperti yang terjadi pada tape ketan,” kata Moderator Komunitas Jalansutra Harry Nazarudin. Harry menambahkan, hal ini berarti minuman fermentasi merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan dan juga sangat berpotensi menjadi ikon Indonesia yang berdaya tarik internasional.
Di tengah tekanan banyak pihak, beberapa minuman fermentasi ternyata mampu bertahan dan bahkan sudah dikomersialisasikan seperti contohnya, Sopi dari NTT dan Cap Tikus dari Minahasa Selatan. Selain dua produk tersebut, Arak pun juga menyusul untuk menjadi produk resmi berkat dukungan dari pemerintah daerah Bali. “Hal ini menandakan era baru dari minuman fermentasi Indonesia, layaknya produk bir yang awalnya juga merupakan minuman fermentasi dari negara asalnya, namun dengan semangat inovasi dan kemajuan teknologi, maka bir bisa menjadi salah satu minuman terpopuler di dunia,” kata Harry.
Dalam acara Pesona Minuman Fermentasi Nusantara, Universitas Agung Podomoro juga menyelenggarakan cocktail competition dengan menggunakan minuman fermentasi sebagai bahan campurannya. Beberapa minuman cocktail yang diperkenalkan seperti sopiqila, minuman yang dibuat seperti tequila namun menggunakan sopi sebagai bahannya dan arak attack, minuman yang dibuat seperti sunset cocktail perpaduan antara arak dan jus jeruk. “Dalam rangka melestarikan warisan budaya Indonesia, kami berkomitmen untuk memasukkan minuman fermentasi sebagai bagian dari kurikulum kuliah bisnis perhotelan,” kata Dekan Fakultas Sosial Universitas Agung Podomoro Dea Prasetyawati.
Hal yang paling dibutuhkan bagi industri fermentasi Indonesia adalah kepastian berusaha. Berdasarkan Undang-Undang Cukai Nomor 39 Tahun 2007, minuman yang mengandung etil alkohol hasil peragian atau penyulingan yang dibuat oleh rakyat di Indonesia secara sederhana, semata-mata untuk mata pencaharian dan tidak dikemas untuk penjualan eceran, tidak tergolong sebagai barang kena cukai. Namun faktanya, permintaan pasar terhadap minuman fermentasi Indonesia semakin meningkat dan oleh karena itu diperlukan adanya payung hukum yang jelas agar produk minuman fermentasi Indonesia diberikan kesempatan untuk menjadi barang resmi dan tidak lagi disamakan sebagai oplosan atau barang ilegal.
“Kami berharap adanya dukungan pemerintah dalam membuatkan payung hukum untuk industri minuman fermentasi Indonesia. Tidak menutup kemungkinan, dengan dukungan tersebut mampu mendorong Arak Bali bisa menjadi salah satu minuman spirit terpopuler di dunia,” kata Ketua Indonesian Food & Beverage Executive Association Bali Ketut Darmayasa. Di Bali, lebih dari 200 hotel dan bar sudah menggunakan Arak Bali sebagai salah satu menu minuman beralkohol atau dijadikan bahan campuran untuk membuat cocktail.
“Pemerintah perlu membuat regulasi yang berpihak pada industri minuman fermentasi karena industri ini memiliki sumbangan yang cukup besar bagi ekonomi daerah, menciptakan lapangan pekerjaan, dan tentunya akan membantu nation branding Indonesia di kancah internasional,” tutup Ketut.