JAKARTA, MENARA62.COM– Wakil Presiden Republik Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla mendorong dokter-dokter di Indonesia untuk selalu mengembangkan ilmunya dan turut melakukan penelitian. Ini perlu agar dokter-dokter Indonesia tidak hanya menjadi konsumen produk dan ilmu dari luar negeri.
“ Ilmu kedokteran berkembang sangat cepat, berubah 100 persen tiap tiga tahun, jadi dokter yang tidak meneliti selama tiga tahun ilmunya tinggal setengah” ujar Wapres Jusuf Kalla saat meresmikan Indonesian Medical Education and Research Institute Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (IMERI – FKUI) di Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Salemba, Rabu (12/04/2017).
Didampingi Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dan Presiden Islamic Development Bank (IsDB), Bandar M. H. Hajjar, Wapres Jusuf Kalla mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi riset di bidang kesehatan dan kedokteran yang tidak dimiliki negara lain. Riset kesehatan mengenai penyakit tropis contohnya, penelitian di bidang ini masih belum banyak dilakukan oleh negara lain.
“Riset ini dan potensi riset lainnya dapat dikembangkan oleh IMERI dengan bekerjasama dengan peneliti-peneliti lain, baik dalam negeri maupun luar negeri ,“ imbuh Wapres Jusuf Kalla
Bandar M.H. Hajjar menjelaskan Islamic Development Bank (IsDB) mendanai pembangunan IMERI-FKUI sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran dan pelayanan kesehatan di Indonesia. Proyek ini digagas bersama-sama dengan pembangunan RS Perguruan Tinggi Negeri di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Solo dan RS Perguruan Tinggi Negeri Universitas Andalas Padang Sumatra Barat.
Diakui IsDB sejak berdirinya di tahun 1975 telah memberikan bantuan kepada lebih dari 30 universitas dan institut agama Islam di seluruh Indonesia.
“ IsDB bersama Saudi Fund for Development mengucurkan dana sebesar 130 juta dollar untuk membantu pembangunan IMERI-FKUl” jelas Bandar M.H. Hajjar.
Semantara itu Menristekdikti Mohamad Nasir menyatakan Pemerintah Indonesia menyadari bahwa tantangan masyarakat global akan masalah kesehatan selalu meningkat, oleh karena itu Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidilan Tinggi telah merancang road map agenda riset nasional dimana riset kesehatan dan kedokteran masuk menjadi fokus utama.
“Kemenristekdikti mendorong IMERI-FKUI tumbuh menjadi Pusat Unggulan IPTEK bidang Kedokteran dan Kesehatan Indonesia. Kami berharap peneliti dan ilmuan indonesia dapat menjadi solusi bagi permasalahan bangsa, sekaligus menjawab tantangan global ” ujar Menristekdikti.
Dalam 10 tahun ke depan IMERI-FKUI diproyeksikan untuk menjadi Medical Science Techno-Park Indonesia, yaitu pusat riset dan inovasi kesehatan dan kedokteran Indonesia yang dilengkapi sampai pada tahap industri. Sepuluh tahun lagi IMERI-FKUI diharapkan menjadi Salemba Valley atau Silicon Valley-nya Indonesia di bidang kedokteran dan kesehatan.
Rektor Universitas Indonesia, Muhammad Anis, menjelaskan bahwa, ”IMERI-FKUI memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan riset dasar kedokteran, riset translasional, riset terapan dengan luaran berupa publikasi internasional, produk, kebijakan, protokol atau health technology assessment (HTA).
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ratna Sitompul menjelaskan bahwa IMERI-FKUI memiliki 12 klaster riset, 2 klaster pendidikan, 3 klaster penunjang riset serta 3 fasilitas pendukung pendidikan yang bertujuan menghasilkan terobosan inovasi guna peningkatan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan di Indonesia.
Beberapa klaster unggulan IMERI-FKUI antara lain adalah klaster riset infeksi, klaster riset kanker, klaster riset kardiovaskular, klaster riset reproduksi, klaster riset human genetic, klaster riset stem cell, klaster riset drug development, klaster riset pendidikan kedokteran dan klaster riset pengembangan pendidikan berbasis simulasi.
“Kami membuka kesempatan untuk semua peneliti terbaik Indonesia dan dunia melakukan kolaborasi riset di IMERI-FKUI, yang memiliki skema research assistant, research fellow, post doctoral student yang memungkinkan dilakukannya riset-riset di IMERI-FKUI,” pungkas Ratna Sitompul.