28.3 C
Jakarta

Warek Unkris Ade Suharsono: Pendidikan Harus Mampu Membentuk Kultur Ahlak Mulia

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Capaian nilai akademik yang memuaskan tidak cukup untuk membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas. Penting bagi para generasi muda utamanya kalangan mahasiswa untuk memiliki akhlak yang mulia, akhlakul karimah.

“Pintar, nilainya bagus, ilmu pengetahuannya luas, punya skill bagus, tetapi tanpa dibarengi ahklak mulai, malah bisa jadi bumerang terutama bagi diri sendiri,” kata Wakil  Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama  Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Ade Soeharsono, kepada Menara62.com Sabtu (13/5/2017).

Contohnya,  seorang koruptor bukanlah orang yang kurang memiliki ilmu pengetahuan, malah tidak sedikit dari mereka  tergolong orang yang sangat cerdas. Sayangnya karena tidak memiliki  akhlak mulia,  ilmu yang   mereka miliki justru tidak membawa manfaat, malah  banyak orang yang dibuatnya sengsara.

Karena itu menurut Ade Soeharsono ini, pendidikan harus mampu mengemban misi lain yakni membentuk kultur akhlak mulia (character building). Dengan demikian setelah lulus kelak para mahasiswa tersebut dapat berpartisipasi dalam mengisi pembangunan tanpa meninggalkan nilai-nilai moral dan akhlak mulia.

Salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan seperti di atas yaitu  para mahasiswa harus dibekali dengan pendidikan khusus yang membawa misi pokok dalam pembinaan akhlak mulia. Pendidikan seperti ini dapat memberi arah kepada para mahasiswa  setelah menerima berbagai ilmu maupun pengetahuan dalam berbagai bidang keahlian.

Karena itu, eksistensi pendidikan yang bernuansa akhlak mulia seperti pendidikan agama islam  menjadi sangat penting, tidak hanya untuk membekali para mahasiswa mengamalkan  nilai-nilai agama yang dianut, tetapi yang bisa mengantarkan mereka menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur (berakhlak mulia). Pendidikan budi pekerti (akhlak) adalah jiwa pendidikan dalam Islam dan merupakan  tujuan yang sebenarnya dari pendidikan.

Di samping membutuhkan kekuatan dalam hal jasmani, akal, dan ilmu pengetahuan, para mahasiswa juga membutuhkan pendidikan budi pekerti. Baik dan buruk akhlak mereka ukurannya adalah baik dan buruk menurut Al Quran dan Sunnah, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia.

Namun demikian, Islam tidak menafikan adanya standar lain selain al-Quran dan Sunnah  untuk menentukan baik dan buruk akhlak manusia. Standar tersebut adalah akal dan nurani manusia serta pandangan umum masyarakat.

Manusia dengan hati nuraninya dapat juga menentukan ukuran baik dan buruk. Sebab hati nurani selalu mendambakan dan merindukan kebenaran serta  ingin mengikuti ajaran-ajaran Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya. Kalau manusia itu hebat ia akan tau cara jalannya sendiri untuk pulang kepadaNYA, namun sesungguhnya Allah maha mengetahui bahwa manusia itu tidak pandai, lemah dan zalim, maka Allah menurunkan al-quran sebagai petunjuk agar mereka mengetahui jalan untuk pulang kepada-NYA.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!