28.2 C
Jakarta

Warga Desa Gesi Konsumsi Banyak Gula, Mahasiswa UNDIP Lakukan Pemeriksaan Glukosa Darah

Baca Juga:

 

SRAGEN, MENARA62.COM –  Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Diponegoro Semarang mengadakan pengecekan gula darah gratis dan pemberian edukasi mengenai diabetes melitus kepada warga lanjut usia Desa Gesi, berlokasi di Posyandu Rahayu, Dukuh Ngrandu, Desa Gesi, Kec. Gesi, Kabupaten Sragen pada Sabtu, 22 Juli 2023 pukul 10.00 WIB. Kegiatan ini merupakan program kerja monodisiplin salah satu mahasiswa KKN Universitas Diponegoro.

Desa Gesi merupakan salah satu desa yang memiliki masalah kekurangan air, sehingga salah satu hasil sektor perkebunan serta komoditas utama dari desa ini adalah tebu. Selain dijual ke luar desa, tebu yang dihasilkan juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembuatan gula oleh warga. Oleh sebab itu, sudah menjadi suatu hal yang normal di Desa Gesi ini untuk memberikan, menjual, dan mengonsumsi minuman yang manis menggunakan gula yang diproduksi. Akan tetapi, apabila dilihat dari segi kesehatan, tingkat konsumsi makanan atau minuman manis yang mengandung gula dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap kondisi hiperglikemia yang nantinya akan menuju pada penyakit diabetes melitus (DM). Risiko munculnya DM sendiri semakin meningkat bagi orang yang sudah memasuki usia lanjut (lebih dari 60 tahun). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut sekaligus bertepatan dengan jadwal pelaksanaan posyandu lansia, menjadi alasan mahasiswa KKN Undip menyelenggarakan kegiatan ini.

Didampingi oleh ibu-ibu kader posyandu, bidan desa, dan petugas laboratorium puskesmas Gesi, kegiatan tersebut diawali dengan mahasiswa KKN membantu pelaksanaan posyandu balita yang kemudian dilanjutkan dengan posyandu lansia di tempat yang sama. Terdapat 30 warga lansia yang menjadi peserta kegiatan pengecekan gula darah gratis ini.

“Boleh mas (untuk mengecek kadar glukosa darah), kebetulan itu memang menjadi rencana program posyandu lansia untuk bulan ini, bulan lalu kami (kader posyandu) baru cek kadar kolesterol saja,” ucap Ibu Sriyatun, salah satu kader posyandu Rahayu di Dukuh Ngrandu, saat mahasiswa meminta izin atas pelaksanaan kegiatan.

Pengecekan gula darah sewaktu pada lansia ini dilakukan dengan Metode Finger Prick Test, di mana jari dari lansia akan ditusuk menggunakan lancing device dan tetesan darahnya akan ditempelkan ke strip glukosa yang tertancap pada glucometer. Hasil normal untuk pengecekan gula darah sewaktu adalah 60 – 140 mg/dl. Hasil pengukuran di atas batas tersebut dianggap sebagai kondisi hiperglikemia dan berpotensi untuk menunjukkan kemungkinan diabetes melitus. Akan tetapi pengecekan gula darah sewaktu sangat dipengaruhi oleh apa yang dimakan oleh individu tersebut sebelum pemeriksaan. Oleh karena itu, lansia yang didapati hasil pengecekannya di atas batas normal diedukasi dan diminta untuk mengecekkan dirinya kembali ke puskesmas untuk menjalani pemeriksaan gula darah puasa yang lebih akurat.

Dari 30 lansia yang diperiksa, didapatkan rata-rata gula darah warga lansia Dukuh Ngrandu sebesar 138,5 mg/dl. Sedangkan lansia yang terdeteksi hasilnya di atas batas normal (hiperglikemia) ditemukan sebanyak 8 orang (26,67%). Setelah pengecekkan, para lanisa diberi edukasi tentang DM melalui leaflet yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Selain itu, lansia yang mendapat hasil pengecekan di atas kadar normal diminta untuk memeriksakan diri ke puskesmas oleh bidan desa.

Apakah kebiasaan mengonsumsi gula warga desa Gesi benar memengaruhi jumlah penderita DM atau tidak, persentase yang didapati dari hasil kegiatan ini tergolong cukup signifikan. Diharapkan hasil pemeriksaan tersebut menjadi catatan dan gambaran bagi puskesmas daerah untuk membuat perencanaan penanggulangan dan pencegahan kenaikan angka penderita DM di Desa Gesi. (Rasendriya Idmonia Wisala Ihatra Sumantyo)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!