25.9 C
Jakarta

Warga Lahat, Masih Banyak Yang Miskin

Baca Juga:

LAHAT, MENARA62.COM — Warga Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan hingga kini masih banyak yang hidupnya di bawah garis kemiskinan. Kondisi kehidupan mereka yang tidak berdaya, semakin melanggengkan kemiskinan karena anak-anak mereka pun tidak memiliki akses pada pendidikan. Sementara pendidikan, saat ini diyakini sebagai salah satu cara untuk mobilitas ke atas dalam struktur sosial masyarakat moderen.

Untuk itu, petugasDinas Sosial Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, menggandeng relawan Persatuan Peduli Keluarga (P2K) Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah, untuk membantu warga tak mampu yang ada di daerah itu.

Salah satu warga yang dibantu adalah Redison, warga Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah, Kabupaten Lahat, Sabtu (9/6/2018).

Saat tim Relawan P2K yang diketuai oleh Marsun dan Kurnia, dari Dinas Sosial Kabupaten Lahat mendatangi tempat tinggal Redison, terlihat kodisi tempat tinggal mereka amat memprihatinkan.

“Mereka jauh di bawah garis kemiskinan,” ujar Marsun.

Masrun menjelaskan, P2K merupakan gerakan masyarakat untuk membantu keluarga yang berlatar belakang garis kemiskinan. Meski P2K masih memiliki kemampuan yang terbatas, baik dana maupun fasilitas, namun mereka terus bergerak mendata warga yang membutuhkan.

“Alhamdulillah, kami hari ini di dampingi oleh Kurnia Pegawai Dinas Sosial,” ujarnya.

Kurnia mengakui, tempat tinggal Redison bersama istrinya, Siti Mahunah dengan kelima anaknya, amat memprihatinkan. Belum lagi kondisi pendidikan anak-anak mereka.

“Saya terharu kepada anak tertua mereka, Tari sudah putus sekolah demi membantu kedua orangtuanya,” ujarnya.

Siti Mahunah menjelaskan, Redison sedang cari sayuran ketika tim P2K dan Dinsos mendatanginya. Suaminya, berpengasilan tidak tetap. “Terkadang untuk memberi makan kelima orang anaknya, diberi rebusan pisang. Asal tidak lapar, dan bisa menyambung hidup. Apa lagi saat ini, anaknya yang bernama Nanda sama ‘Aini sudah dua bulan belum bayar SPP sekolah,” ujarnya.

Siti Mahunah mengungkapkan, saat ini mereka berharap pada Tari, anak sulungnya yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Bengkulu, bisa membayarkan SPP adik-adiknya.

Menurut Siti Mahuma, Tari saat ini berusia 15 tahun dan hanya bisa sekolah hingga kelas 5 SD. Setelah itu, ia bekerja sebagia pembantu rumah tangga.

Penulis: Herli

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!