JAKARTA – Video blog atau Vlog kini sangat populer. Di kalangan milenial, media sosial tersebut telah dimanfaatkan tidak hanya untuk lucu-lucuan tetapi juga menyampaikan informasi penting.
Karena itu, forum Wartawan Pariwisata gelar pelatihan Vlog. Kegiatan yang diikuti 100 wartawan tersebut merupakan hasil kerjasama dengan Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tersebut menjadi bagian dari upaya untuk memajukan industri pariwisata di Tanah Air.
“Jurnalis yang menjadi bagian dari komponen pentahelix ABGCM (Academics, Business, Government, Community, and Media) merupakan kekuatan untuk memajukan kepariwisataan nasional dengan semangat Indonesia incorporate dalam mewujudkan visi pariwisata nasional mendatangkan 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun 2019,” kata Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran I, Deputi Pemasaran I Kemenpar, Hariyanto saat membuka acara, kemarin.
Menurut Hariyanto, pelatihan vlog ini sangat penting di kalangan para jurnalis travel yang juga adalah endoser. Sebab di era digital sekarang ini video blog menjadi media yang nge-trend terutama bagi kalangan anak muda atau genarasi now.
Dijelaskan endorser menjadi bagian dari strategi media promosi pariwisata yang diterapkan Kemenpar dengan menggunakan pendekatan POSE (Paid, Owned, Social Media, dan Endorser).
Ketua Forwapar Fatkhurrohim mengatakan, tujuan dari penyelenggaraan pelatihan vlog adalah untuk meningkatkan kemampuan di kalangan jurnalis travel dalam melakukan vloging atau mempromosikan melalui video. Sehingga diharapkan lebih banyak vlog yang mempromosikan obyek-obyek wisata di Tanah Air, khususnya di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang akan dikembangkan sebagai ‘Bali Baru’ dalam mendukung target 20 juta wisman pada 2019.
Ke-10 DPP tersebut adalah; Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung, Tanjung Lesung di Banten, Kepulauan Seribu di Jakarta, Borobudur di Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Morotai di Maluku Utara
