24.5 C
Jakarta

Waspada, KLB Hepatitis A di Depok bisa Meluas ke DKI Jakarta

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr Anung Sugihantono mengimbau masyarakat DKI Jakarta dan kota-kota di sekitarnya untuk mewaspadai penyakit hepatitis A. Penyakit yang kini dinyatakan KLB di Kota Depok tersebut sangat mudah menular.

“Warga DKI Jakarta dan sekitarnya memiliki tingkat mobilitas yang sangat tinggi. Jadi lebih baik waspada, karena tidak sulit bagi virus hepatitis A mobile menular ke masyarakat lain di kota sekitar Depok termasuk Jakarta, Bekasi, dan Bogor,” kata Anung, Rabu (4/12/2019).

Ia mengimbau agar masyarakat menghindari jajan sembarangan, dan tidak lupa mencuci tangan dengan bersih menggunakan sabun setiap kali usai beraktivitas dan BAB. Cara pencegahan seperti itu sangat efektif agar hepatitis A tidak menyebar luas.

Diakui Anung, Tim Gerak Cepat (TGC) dari Kementerian Kesehatan RI, Dinkes Provinsi Jawa Barat dan Dinkes Kota Depok, masih terus melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) untuk mengurangi jumlah penderita dan mencegah kematian serta mendapatkan informasi cepat, tepat dan akurat terkait kasus-kasus baru.

Hasil PE yang dilakukan oleh TGC 3 Desember 2019 telah diketahui jumlah kasus, Kasus Index (Case Index) dan kasus terakhir yang ditemukan. Kasus Hepatitis A yang ditemukan berjumlah 262 kasus, berasal dari SMPN 20 Depok, masyarakat sekitar sekolah tersebut dan santri Pesantren Petik yang lokasinya dekat SMPN 20 Depok.

“Setelah dilakukan PE, tidak ada laporan kematian, namun masyarakat diimbau tetap waspada,” lanjutnya.

Anung menjelaskan tidak bisa secara spesifik menyebutkan sumber penularan hepatitis A yang bermula dari SMPN 20 Depok tersebut. Sumber penularan bisa terjadi dari mana saja mengingat banyaknya faktor risiko penularan di sekitar SMPN 20 Depok.

Adapun faktor risiko penularan tersebut antara lain, PHBS belum diterapkan secara optimal di lingkungan sekolah, sarana untuk PHBS di sekolah belum memenuhi syarat kesehatan, belum ada pembinaan kepada pedagang jajanan di sekitar sekolah dan pemeriksaan berkala, banyaknya penjaja makanan di sekitar sekolah yang tidak terkontrol oleh pihak sekolah, dan pengetahuan yang kurang terkait hepatitis A.

Tim Gerak Cepat jelas Anung, telah melakukan pendampingan investigasi dan upaya pengendalian KLB Hepatitis A, pengambilan sampel serum darah pada siswa dan guru, rectal swab kepada pedagang makanan di sekitar sekolah, dan pemeriksaan sumber air. Selain itu juga telah dilakukan penyuluhan di SMPN 20 Depok, di Pesantren Petik, kepada Kader dan Kelompok masyarakat lainnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!