28.9 C
Jakarta

WHO Ingatkan Pentingnya Imunisasi untuk Melindungi Kesehatan

Baca Juga:

JAKARTA – Dr Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara mengingatkan pentingnya vaksinasi bagi setiap orang. Terutama pada anak-anak, remaja dan ibu hamil di negara-negara anggota WHO di kawasan Asia Tenggara.

“Vaksin berguna untuk mempertahankan status bebas dari polio dan memberi perlindungan dari kemungkinan kembalinya maternalneonatal tetanus (MNT),” kata Poonam, dalam siaran persnya, Selasa (24/4).

Selain itu, vaksinasi juga untuk mencapai eliminasi campak di Asia Tenggara, atau untuk menanggulangi berbagai tantangan yang terus-menerus muncul dalam upaya mengendalikan rubella, difteri, hepatitis B atau human papillomavirus.

Menurut Poonam,  imunisasi adalah upaya paling hemat biaya dan efektif (cost- effective) untuk melindungi setiap individu, masyarakat dan negara dari berbagai penyakit yang dapat menimbulkan kecacatan dan kematian.

Namun, untuk mencapai daya ungkit maksimal vaksin dalam menyelamatkan kita semua, setiap anak, remaja dan ibu hamil perlu mendapatkannya, dan imunisasi harus mencapai cakupan maksimal.

Lebih lanjut Poonam mengatakan bahwa cakupan di tingkat kawasan juga penting. Saat ini, tujuh negara anggota telah mencapai lebih dari 90% cakupan untuk vaksinasi difteri, tetanus dan pertussis. Hampir separuh dari 11 negara anggota telah mencapai cakupan 95% untuk kedua dosis vaksin yang mengandung vaksin campak.

Ini merupakan keberhasilan penting. Setiap negara anggota WHO di kawasan ini masih perlu memastikan bahwa semua jenis vaksin mencapai setidaknya 90% cakupan, kapanpun waktunya. Tingginya cakupan akan menyelamatkan nyawa, menumbuhkan imunitas kelompok (herd-immunity) terhadap penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin, serta memastikan vaksin baru dapat berdampak optimal.

Menurut Poonam, ada beberapa cara untuk mencapai target di atas. Pertama, setiap negara anggota semestinyalah menjadikan imunisasi sebagai prioritas nasional dan memastikan berkelanjutannya komitment politik tertinggi untuk memperkuat program imunisasi nasional.

Kedua, individu dan masyarakat perlu mendapatkan pemahaman tentang betapa pentingnya vaksin dan menyadari bahwa imunisasi adalah hak dan tanggungjawab mereka.

Ketiga, model pembiayaan berkelanjutan harus dibangun untuk mendukung program imunisasi meningkatkan daya ungkit kemitraan di tingkat nasional, regional dan global.

Keempat, meningkatkan kapasitas penelitian terutama dengan fokus pada peningkatan cakupan dan kesetaraan, evaluasi efektivitas berbagai jenis layanan, penyediaan kebutuhan, dan strategi komunikasi.

Bersamaan dengan penguatan imunisasi rutin, kegiatan imunisasi tambahan, yang di dunia dikenal sebagai SIAs (supplementary immunization activities), memerankan peranan penting. Selama 14 bulan terakhir, jelas Poonam, sebanyak 113 juta anak telah menerima vaksin campak dan rubella sebagai bagian dari kampanye besar di Bangladesh, India dan Indonesia.

Vaksin-vaksin tersebut dapat memberikan dampak yang mengubah kehidupan setiap anak. SIA yang diadakan di Indonesia tahun 2015 dan 2016 sangat penting dalam upaya melindungi ratusan ribu perempuan dan bayi dalam kandungan dari tetanus, dan menyumbang terhadap tercapainya eliminasi regional.

Menyadari nilai penting SIAs, negara anggota harus mengambil manfaat sepenuh-penuhnya dari kegiatan ini untuk memperkuat program imunisasi rutin dan membangun infrastruktuer yang diperlukan untuk mencapai cakupan rutin hingga 90%. Cakupan yang tinggi tak hanya melindungi nyawa jutaan anak, remaja dan ibu hamil, tapi juga merupakan bagian yang memungkinkan tercapainya cakupan kesehatan semesta, suatu tujuan utama Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).

“Dengan dimulainya Pekan Imunisasi Sedunia, kami menyadari pentingnya dukungan masyarakat. Imunisasi adalah suatu kegiatan yang memerlukan dukungan politis dan sosial, keterikatan antara warga dan negara, individu dengan masyarakat. Dengan menghormati saling keterikatan ini maka perlu setiap anak, remaja dan ibu hamil di Asia Tenggara harus dapat mendapatkan imunisasi untuk melindungi kehidupan mereka,” tutup Poonam.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!