JAKARTA, MENARA62.COM – Organisasi Kesehatan Dunia WHO memuji keberhasilan Indonesia dalam memperluas cakupan kepesertaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Saat ini lebih dari 81 persen penduduk Indonesia telah menjadi peserta JKN.
Dalam siaran persnya Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus memuji perkembangan cakupan Universal Health Coverage (UHC) di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
“Indonesia dinilai telah berhasil memperluas cakupan kepesertaan JKN sebagai bagian penting dari UHC,” kata Menkes menirukan penjelasan dr. Tedros, Jumat (25/1/2019).
Menurut Menkes, Dirjen WHO mengingatkan bahwa UHC adalah salah satu prioritas WHO dalam General Progamme of Work ke-13 (GPW) tahun 2019-2023 dengan target 1 miliar penduduk dunia mendapatkan manfaat UHC.
Lebih lanjut Menkes Nila menyampaikan bahwa Indonesia menyambut baik dukungan WHO dalam meningkatkan cakupan UHC dan mengapresiasi langkah WHO menetapkan UHC sebagai target prioritas organisasi WHO.
Menkes Nila juga menegaskan pentingnya menempatkan UHC sebagai sentral dalam upaya mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik untuk seluruh masyarakat Indonesia. Dimana saat ini sekitar 215 juta penduduk Indonesia telah menjadi peserta JKN.
Lebih lanjut Menteri Kesehatan RI menyampaikan bahwa kepesertaan JKN di Indonesia saat ini telah mencapai lebih dari 215 juta penduduk atau sekitar 81 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Di sisi lain, Menkes Nila juga menekankan pentingnya akses terhadap obat-obatan dan vaksin yang berkualitas dan terjangkau dalam rangka mencapai UHC dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Dalam kaitan ini, Menkes Nila menyampaikan perhatiannya terhadap peningkatan beban penyakit tidak menular yang menjadi salah satu komponen beban biaya pelayanan kesehatan dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Menkes Nila mendorong WHO untuk meningkatkan dukungan dan kerjasamanya dengan Indonesia dalam mengatasi penyakit tidak menular melalui upaya promotif dan preventif serta dukungan pembiayaan berkelanjutan.
Menteri Kesehatan RI menghadiri Sidang EB-144 di Jenewa dalam kapasitas sebagai anggota Executive Board WHO periode tahun 2018-2021. Executive Board merupakan badan WHO yang terdiri dari para ahli kesehatan dari 34 negara dengan tugas utama menetapkan agenda kesehatan global yang akan dibahas pada World Health Assembly yang diselenggarakan setiap tahun pada bulan Mei.