JAKARTA, MENARA62.COM – Kolaborasi pemerintah dan swasta dalam pembangunan sektor pendidikan memiliki peranan sangat strategis. Keduanya berfungsi saling melengkapi satu sama lain terutama dalam hal pembiayaan dan penyediaan layanan pendidikan.
Hal tersebut menjadi pembahasan penting yang dilakukan sejumlah panelis dalam penutupan Week of Indonesia Netherlands Education and Research (WINNER Conference 2020) yang digelar secara virtual, Kamis (26/11/2020).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim mengatakan kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pendidikan adalah sebuah kerjasama yang berkualitas namun tidak hanya sekadar penandatangan nota kesepahamana atau MoU saja. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kolaborasi ini, salah satunya adalah matchmaking.
“Dalam situasi pandemi ini kolaborasi sektor publik dan swasta masih terus dapat dijalankan. Tidak dipungkiri Indonesia menghadapi masalah yang kompleks dalam pendidikan di masa pandemi ini,” kata Nadiem.
Ia mengingatkan bahwa tidak hanya Indonesia yang menghadapi persoalan kompleks terkait pendidikan. Negara-negara lain juga mengalami hal yang sama dimana situasi pandemi telah menuntut semuanya belajar menggunakan teknologi lebih banyak dalam hal belajar.
Menurut Nadiem, ini tidaklah mudah. Tetapi ini merupakan sebuah momentum yang baik untuk mempelajari dan beradaptasi dengan hal yang baru dari pada tidak melakukannya sama sekali.
“Perusahaan teknologi tentunya menjadi sebuah contoh konkrit kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pendidikan,” lanjutnya.
Meski pembelajaran bisa dilakukan melalui bantuan teknologi, tetapi Nadiem mengatakan bahwa peranan guru tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh teknologi. Pembelajaran tatap muka dengan sentuhan guru secara langsung tentu akan berbeda hasilnya.
“Sehingga hybrid learning dimana kita akan memadukan online dan offline menjadi pilihan yang dapat membantu,” tambahnya.
Ia menjelaskan peranan teknologi akan menjadi agenda utama untuk mencari solusi bagaimana teknologi dapat membantu proses pembelajaran tatap muka dan bisa berlangsung di seluruh tingkatan masyarakat.
Persoalan pentingnya kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pembangunan pendidikan tersebut juga dibahas dalam agenda kedua rangkaian acara penutupan WINNER Conference para panelis yang melibatkan Pieter Duisenberg (President of the Association of Universities in the Netherlands atau VSNU), Anka Mulder (President of Saxion University of Applied Science), Karamita Darusman (Brand Manager Unilever), Prof. dr. Martin Paul (President of Maastricht University) dan Prof. Reini Wirahadikusumah (Rektor Institute Teknologi Bandung)
Dalam diskusi tersebut, Prof. Reini Wirahadikusumah, Rektor ITB menyatakan bahwa pengajaran, penelitian dan layanan komunitas harus bersinergi secara erat dengan kementerian pendidikan. Kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pendidikan juga harus mempunyai tujuan yang jelas serta mempunyai keuntungan bagi kedua belah pihak.
Sementara itu, Pieter Duisenberg, President of the Association of Universities in the Netherlands (VSNU) menyatakan bahwa Holland Alumni Network memiliki peranan penting dalam kolaborasi sektor publik dan swasta. Para Holland alumni melihat kolaborasi ini dari dua perspektif yaitu perspektif yang berperan di perusahaan arau organisasi dimana mereka mempunyai lapangan pekerjaan dan di sisi lain para Holland alumni mempunyai perspektif di mata universitas dimana mereka menuntut ilmu di perguruan tinggi.
Anka Mulder, President of Saxion University of Applied Science menyatakan pandangan yang sama terhadap Nadiem Anwar Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI mengenai agenda matchmaking dalam kolaborasi sector publik dan swasta dalam pendidikan. Ia berpendapat peranan Nuffic Neso Indonesia adalah sebuah contoh matchmaking platform dimana membantu proses perkenalan dan kerjasama antara organisasi, institusi, dan pelajar Indonesia dengan organisasi, institusi, dan pemerintah Belanda.
Karamita Darusman, Brand Manager Unilever yang juga merupakan salah satu Holland alumni dari The Hague University of Applied Sciences menyatakan mempunyai kemampuan bekerja di lintas fungsi adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh pekerja.
“Unilever sebagai produsen consumer goods mempunyai kegiatan Young Leaders Exchange Programme untuk memfasilitasi para pekerja agar mempunyai kemampuan untuk bekerja di lintas fungsi,” paparnya.
Prof. dr. Martin Paul, President of Maastricht University menyatakan academia berperan sebagai global citizenship education yang bertujuan untuk memberdayakan peserta didik agar mengambil peran aktif untuk menghadapi dan menyelesaikan tantangan global. Global citizenship education membantu kaum muda untuk mengembangkan kompetensi inti yang memungkinkan mereka terlibat secara aktif tidak hanya di negara asal mereka tinggal, tapi juga untuk dunia, dan membantu menjadikannya tempat yang lebih adil dan berkelanjutan.
“Ini adalah bentuk pembelajaran sebagai masyrakat yang melibatkan partisipasi aktif siswa dalam proyek-proyek yang menangani masalah global yang bersifat sosial, politik, ekonomi, atau lingkungan,” tutupnya.
WINNER 2020 menampilkan 152 narasumber terdiri atas menteri, professor, dosen dan peneliti dari Indonesia dan Belanda. Kegiatan yang berlangsung 24-26 November 2020 tersebut menjadi bagian dari refleksi sejarah panjang kolaborasi dalam penelitian dan pendidikan antar Indonesia dan Belanda.
WINNER merupakan kerja sama antara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan Kedutaan Belanda, Nederlandse Organisatie voor Wetenschappelijk Onderzoek (NWO), Nuffic Neso dan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI). Acara yang pertama kalinya diselenggarakan ini mengambil tema “Achieving the SDGs: from Knowledge to Practice”.