30.7 C
Jakarta

Wisuda UMS Dipenuhi Haru Kenang Perjuangan Kala Menjadi Mahasiswa

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Tangis haru tak terbendung dari wisudawan dan para wali/orang tua wisudawan yang mengikuti upacara wisuda Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), yang dilaksanakan di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, Sabtu (21/12/2024).
Momen tersebut tercipta ketika Rahma Ghina Andilla, S.Ked., mahasiswa terbaik dari Fakultas Kedokteran UMS menyampaikan kesan dan pesan wisudawan selama menjadi mahasiswa UMS.
“Kami belajar tentang arti dari perjuangan, pantang menyerah, bekerja keras, pengorbanan, dan konsekuensi. Tidak ada pencapaian tanpa perjuangan, dan tidak ada hasil tanpa proses,” ungkap lulusan terbaik dari Fakultas Kedokteran.
Dia juga merasa bangga karena bisa menjadi bagian dari keluarga besar UMS. Dia mengatakan bahwa UMS senantiasa berkomitmen menjadi universitas kelas dunia.
Dia mengenang bagaimana perjuangan Rahma dan para wisudawan lainnya hingga bisa mencapai titik wisuda. Banyak hal telah dilalui dia dan rekan-rekannya dan itu bukan bukan hal yang mudah. Rasa senang, bahagia, syukur menyelimuti perjuangan mereka, namun perjuangan tersebut juga diiringi dengan tangis, ujian, rintangan, dan keluh kesah lainnya.
“Tidak terhitung berapa banyak waktu yang rela kita korbankan, berapa banyak momen penting yang kita lewatkan, dan berapa banyak tangisan yang kita lewatkan. Tapi pada akhirnya kita semua bisa sampai di titik ini,” tutur Rahma yang membuat haru teman-temannya.
Dia mengingatkan bahwa kita harus bangga dengan diri kita sendiri karena sudah mampu untuk bangkit dan mampu berjalan di atas ‘pecahan beling’.
Selain itu dia juga bersyukur atas pencapaian ini karena Allah SWT dan atas dukungan orang tua yang selalu mengiringi perjuangan anak tercintanya bahkan tanpa mengenal lelah dan doa yang tidak pernah terputus.
Dia juga mengungkapkan secara langsung rasa terima kasihnya kepada ibundanya yang telah berjuang untuk membiayai kuliahnya. Ungkapannya juga disambut dengan isak tangis haru para wali dan orang tua yang mendampingi wisudawan.
“Kasih sayangmu begitu besar hingga aku tak mengerti bagaimana caraku membalasnya, sedangkan ibu tidak pernah memintaku suatu hal, apapun sedikitpun. Ibu saya dan ibu-ibu ini sangat hebat kalau tentang anak atau apapun akan dilakukan,” ungkapnya sembari menahan isak tangis.
Dia juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada ayahandanya yang saat ini telah di ‘surga’ bahwa ayahnya adalah sosok yang tidak mementingkan dirinya sendiri tetapi selalu mengutamakan kebahagiaan istri dan anak-anaknya.
Pada akhir katanya, dia menyampaikan bahwa wisuda bukan menjadi akhir dari perjalanan. Namun, wisuda adalah awal untuk memulai kehidupan baru ke depannya.
“Selain itu, wisuda juga menjadi awal dari tantangan yang lebih besar dan tanggung jawab sebagai lulusan bukan hanya untuk diri sendiri tetapi menjadi agen perubahan yang dapat memberikan dampak positif,” pungkasnya. (*)
- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!