SOLO, MENARA62.COM – Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., menegaskan bahwa setiap lulusan UMS harus menjadi insan yang berdampak nyata bagi masyarakat, bangsa, dan dunia. Hal ini disampaikannya dalam Wisuda Periode I Tahun Akademik 2025/2026 yang digelar di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, Jumat (19/9).
Dalam pidatonya, Rektor memperkenalkan filosofi “One UMS, One ID, One Lulusan Berdampak” sebagai bekal penting bagi para wisudawan. “One UMS menekankan persatuan dan rendah hati. One ID bermakna ikhtiar yang harus disempurnakan dengan doa, dan One Lulusan Berdampak berarti alumni UMS wajib menghadirkan manfaat di mana pun berada,” paparnya.
Rektor juga mengingatkan pentingnya keseimbangan dalam bersyukur. Ia menyebut ada dua dimensi syukur yang harus dijalani, yakni horizontal dengan mengoptimalkan ilmu di dunia kerja dan vertikal dengan meningkatkan iman, ibadah, dan ketakwaan kepada Allah.
“Syukur itu bukan hanya diucapkan, tapi diwujudkan dalam amal nyata yang bermanfaat,” tegasnya.
Filosofi “One UMS” ini lahir dari semangat kebersamaan seluruh civitas academica. Rektor UMS menekankan bahwa meski wisudawan telah mencapai gelar sarjana, magister, maupun doktor, mereka tetap harus berendah hati kepada orang tua. “Ridho Allah terletak pada ridho orang tua. Maka, hormati dan doakanlah mereka agar keberkahan selalu menyertai langkah kita,” imbuhnya.
Pada periode ini, UMS meluluskan 2.444 wisudawan, dan sebanyak 859 lulusan meraih predikat cumlaude, sementara 844 wisudawan berhasil lulus dengan publikasi ilmiah bereputasi.
Rektor menambahkan, UMS akan terus memperluas kiprah akademiknya dengan membuka program doktor baru, termasuk Doktor Informatika, Doktor Ilmu Kesehatan, dan Doktor Kedokteran. Hal ini menjadi langkah nyata UMS dalam meraih visinya sebagai universitas unggul, islami, mencerahkan, dan mendunia.
Wakil Rektor I UMS, Prof. Ihwan Susila, Ph.D., dalam laporannya menambahkan bahwa capaian ini menjadi bukti keunggulan UMS dalam mencetak lulusan berkualitas. “Program lulus tanpa sidang skripsi dengan publikasi ilmiah terbukti efektif. Rata-rata sarjana lulus dalam 4 tahun, magister 2 tahun, dan doktor 3 tahun,” jelasnya.
Sejumlah wisudawan juga mencatatkan prestasi istimewa. Umi Fadhilah (S1 Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir) meraih IPK sempurna 4,00. Rizki Arief Gunawan (S1 Manajemen) dengan IPK 3,99 dan Siska Khoirunnisa (S1 Informatika) dengan IPK 3,97, masing-masing menjadi wisudawan terbaik kedua dan ketiga. Adapun lulusan tercepat diraih oleh Adelia Rosa Angelina (S1 Komunikasi) yang menyelesaikan studi dalam 3 tahun 10 bulan.
Dari program Pascasarjana, Rizki Fadilatul Fajriah (Magister Informatika) juga menorehkan IPK sempurna 4,00. Sementara itu, Sri Mulyani (Magister Ilmu Kesehatan) menjadi bagian dari 17 lulusan yang seluruhnya cum laude. Ada pula lulusan termuda, Dewi Fitriah Khusnul Khotimah dari Magister Pendidikan Agama Islam, yang lulus pada usia 22 tahun.
Tidak hanya dari dalam negeri, wisuda kali ini juga menghadirkan wisudawan internasional, termasuk dari Pakistan dan Zimbabwe. “Selamat atas prestasinya, semoga selalu sukses dan segera mendapatkan pekerjaan setelah ini,” ucap Ihwan memberi apresiasi khusus.
Secara keseluruhan, jumlah mahasiswa aktif UMS mencapai 30.810 orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan 35 negara di dunia. Tahun ini saja, UMS menerima lebih dari 29.108 pendaftar, dengan 4.550 di antaranya berasal dari luar negeri.
Dalam usianya yang menginjak 66 tahun, UMS telah meluluskan 168.834 wisudawan dari berbagai jenjang. Para alumni ini kini tersebar di berbagai bidang profesi, baik di tingkat nasional maupun internasional, membawa nama baik almamater.
Wisudawan juga membacakan Prasetya Wisudawan yang dipimpin Muhammad Farhan Sabila Rosad Al Kholisi (Fakultas Hukum). Para wisudawan berikrar untuk menjunjung tinggi kejujuran, profesionalitas, serta mengabdikan ilmu demi agama, bangsa, dan kemanusiaan. (*)
