JAKARTA, MENARA62.COM– WWF Indonesia menyambut baik peluncuran laporan yang menekankan pentingnya peran investor internasional guna mempercepat transformasi penerapan prinsip berkelanjutan di seluruh rantai pasok sektor industri sawit.
WWF Indonesia dalam pernyataan tertulisnya seperti dilansir dari Antara, Sabtu (3/6/2017) mengemukakan hal tersebut terkait laporan konsultan Belanda, Aidenvironment, yang menyangkut peran perusahaan manajer aset negara-negara Nordic atau Skandinavia yang memiliki saham di bank-bank yang berkantor pusat di Indonesia dan Belanda.
Berdasarkan laporan tersebut, para manajer aset Nordic itu memiliki saham sebesar 2 miliar dolar AS pada enam bank yang memberikan pinjaman terhadap perusahaan kelapa sawit di Indonesia.
WWF Indonesia juga menyambut baik peluncuran laporan tersebut termasuk mempengaruhi berbagai bank di mana para investor internasional menanamkan investasinya tersebut.
WWF mengakui bahwa tingkat keberlanjutan sektor sawit masih bervariasi, beberapa sudah memproduksi dengan cara yang berkelanjutan.
Akan tetapi, lembaga swadaya masyarakat yang kerap menyoroti masalah lingkungan hidup itu menilai masih ada praktik yang belum sepenuhnya bertanggung jawab.
Untuk itu, para perusahaan yang masuk ke dalam kategori disebut diakhir, perlu memperbaiki praktiknya dan berkomitmen untuk menerapkan praktik berkelanjutan secara menyeluruh termasuk meminimalisir deforestasi, penggunaan dan eksploitasi kawasan gambut.
Saat ini, WWF-Indonesia bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang bekerjasama dengan delapan bank melalui proyek perintis yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas perbankan di Indonesia terkait integrasi lingkungan, sosial dan tata kelola, serta mendorong peranan bank dalam menangani masalah di sektor kelapa sawit melalui kerangka pengendali risikonya.
WWF melihat beberapa kemajuan yang baik terkait perkembangan perbankan berkelanjutan di Indonesia beberapa tahun terakhir ini khususnya kebijakan “sustainable finance” (keuangan berkelanjutnay) yang dikedepankan oleh regulator.
WWF-Indonesia bersama OJK telah mengembangkan panduan pembiayaan yang bertanggung jawab untuk investasi di sektor kelapa sawit yang dapat digunakan oleh bank sebagai pedoman praktis dalam memberikan pembiayaan industri minyak sawit di Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan resolusi parlemen Uni Eropa yang melarang kelapa sawit Indonesia masuk ke wilayah Eropa terlalu sederhana apabila dikaitkan dengan masalah lingkungan hidup.
Hal itu disampaikan Darmin seusai menerima kunjungan delegasi parlemen Uni Eropa di Jakarta, Rabu (24/5), untuk membahas perkembangan ekonomi maupun pengelolaan komoditas kelapa sawit Indonesia.
“Kami menyadari bahwa tentu ada perbedaan cara melihat, tapi masing-masing sudah menyampaikan pemikiran dan pandangannya bahwa bagi Indonesia, persoalan lingkungan terlalu sederhana dikaitkan dengan satu komoditas,” kata Darmin