32.1 C
Jakarta

Youth Diplomacy Forum: IMM Shabran UMS Dorong Kader Melek Diplomasi Global

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Dua kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Pondok Hajjah Nuriyah Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Ahmad Satrio Imaduddin dari PWM Jawa Tengah dan Pemas dari PWM Sumatera Selatan, turut ambil bagian dalam ajang bergengsi Muhammadiyah Youth Diplomacy Forum (DYF) yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM pada 26–28 September 2025 di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat.

Salah satu kader IMM Shabran UMS, Pemas menyampaikan harapannya agar forum ini mampu membuka wawasan global bagi mahasiswa Muhammadiyah. “Acara pelatihan diplomasi ini bisa menjadikan para mahasiswa dan kader IMM se-Indonesia sadar permasalahan global, tahu bagaimana cara menjawab permasalahan tersebut, serta memberi dampak bagi Muhammadiyah, bangsa, dan negara Indonesia. Ke depan, kami berharap dapat melahirkan diplomat global yang membawa perubahan positif,” ungkap Pemas, Kamis (2/10).

Forum DYF yang mengusung tema “Muhammadiyah Diplomats as Catalysts of Global Change” merupakan hasil kolaborasi DPP IMM dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI dan Lembaga Hubungan dan Kebijakan Internasional (LHKI) PP Muhammadiyah. Kegiatan ini menegaskan komitmen IMM untuk membekali kader dengan kapasitas diplomasi serta kemampuan memahami tatanan global.

Fadhil Mahdi, Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri DPP IMM, menjelaskan bahwa DYF adalah agenda perdana yang dirancang untuk mencetak diplomat muda Muhammadiyah. “Kegiatan kami khusus untuk mencetak diplomat muda, agar kader tidak mendikotomi dalam pergerakan dan menjadikan IMM semakin inklusif,” tegasnya.

Agenda utama DYF meliputi simulasi sidang Model Organization of Islamic Cooperation (MOIC) dan sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang dirancang sebagai latihan diplomasi sekaligus pemetaan arah perubahan peradaban.

Sesi Stadium General menghadirkan Wakil Menteri Luar Negeri, Muhammad Anis Matta, Lc., yang menyoroti dinamika geopolitik global. Ia menekankan bahwa dunia kini berada dalam fase “tatanan gelap”, di mana tatanan lama telah berakhir sementara tatanan baru belum muncul.

“Diplomasi adalah seni meyakinkan orang agar mendukung apa yang kita perjuangkan. Kader IMM perlu melatih mental ‘petarung jalanan’ agar siap berkompetisi di arena global,” ungkap Anis Matta.

Sementara itu, Ketua LHKI PP Muhammadiyah, Dr. Imam Addaruqutni, M.A., menegaskan pentingnya keterlibatan pemuda dalam arena diplomasi. Menurutnya, diplomasi bukan hanya milik kalangan tertentu, tetapi dapat dilakukan oleh semua orang. “Anak muda Indonesia harus berlatih sejak dini agar mampu berkiprah di kancah internasional,” pesannya.

Semangat peserta pun terlihat tinggi sepanjang forum. Ketua Panitia DYF, Mizan Al Arab, mengapresiasi antusiasme para kader. “Meski waktu terbatas, semangat peserta menunjukkan bahwa isu diplomasi sangat relevan bagi generasi muda Muhammadiyah,” ujarnya.

DYF diharapkan menjadi tonggak awal dalam melahirkan diplomat muda Muhammadiyah yang mampu berperan aktif dalam kancah global, sekaligus mewujudkan cita-cita Muhammadiyah sebagai katalis perubahan dunia. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!